Apakah Kamu “Gila Kerja”? Kenali Apa Itu Workaholic dan Tanda-tandanya
Artikel ini membahas mengenai workaholic beserta tanda-tandanya. Apakah kamu termasuk? Yuk, simak artikel berikut.
—
Apa kamu pernah melihat temanmu begitu rajin dalam bekerja? Datang paling awal dan pulang paling terakhir? Sehingga kamu kebingungan dengan tingkahnya tersebut. Eits, kamu mungkin beranggapan bahwa temanmu tersebut sedang bekerja keras, tetapi itu belum tentu lho. Bisa jadi temanmu tersebut adalah seorang workaholic. Workaholic adalah istilah yang biasa ditujukan kepada orang yang kecanduan bekerja. Lalu, apakah mungkin kamu juga seorang seperti paparan diatas? Hmm, untuk mengetahui jawabannya, berikut adalah penjelasan mengenai apa itu workaholic beserta tanda-tandanya.
Apa itu workaholic?
Menurut Mechlowitz dalam bukunya yang berjudul Workaholics: Living with Them, Working with Them, menjelaskan bahwa workaholic adalah gambaran atas individu yang keinginannya untuk bekerja lama dan keras yang bersifat ekspresif.
Selain itu, kebiasaan kerja orang yang workaholic hampir selalu melebihi persyaratan pekerjaan dan harapan dari atasan mereka. Hal ini juga disebut sebagai kecanduan kerja.
Mechlowitz menambahkan bahwa kecanduan kerja bukan berasal dari motivasi untuk mendapatkan lebih banyak uang, melainkan untuk mendapatkan apa yang disebut sebagai “pendapatan psikis”, yang juga didefinisikan sebagai tanggung jawab, makna, peluang, dan pengakuan.
Lalu apa perbedaan antara workaholic dengan kerja keras?
Dikutip dari Inc.com, perbedaan antara workaholic dengan pekerja keras yaitu bisa dilihat dari aktivitas yang mereka lakukan. Workaholic adalah mereka yang bekerja berjam-jam, seringkali pada akhir pekan, dan melalui waktu liburan mereka. Dari segi waktu, mereka juga bisa bekerja selama 12 hingga 14 jam sehari. Selain itu, mereka hanya berfokus pada pekerjaan dan tidak memperdulikan hal yang lain.
Berbeda dengan workaholic, pekerja kerja tidak menempatkan dirinya dalam urusan pekerjaan yang berlebihan. Mereka mungkin bekerja berjam-jam ketika waktu deadline, tetapi tidak sampai pada titik di mana mereka mengabaikan keluarga, teman, dan kesehatan mereka sendiri.
Baca juga: Mengenal Multitasking Beserta Kelebihan dan Kekurangannya
Tanda-tanda workaholic
1. Sering merasa belum puas dengan pekerjaan yang kamu lakukan
Apakah kamu sering merasa tidak puas dengan waktu yang kamu miliki dalam bekerja? Jika iya, kemungkinan bisa jadi kamu adalah workaholic atau paling tidak orang yang kecanduan kerja.
Biasanya orang yang workaholic merasa waktu yang mereka miliki tidak cukup bagi pekerjaan yang sedang dilakukan. Mereka juga berpikir bagaimana cara untuk dapat menghabiskan waktu sebanyak-banyaknya untuk bekerja. Misalnya saja, menggunakan waktu istirahat untuk mengerjakan tugas, sampai melupakan kebutuhan untuk makan siang. Bahkan sesampainya di rumah mereka masih merasa harus melakukan pekerjaannya.
Dikutip dari Lifehack, masalahnya bukanlah jumlah jam kerja, tetapi fakta bahwa kamu sulit untuk melepaskan diri dari urusan pekerjaan atau kantor. Kamu merasa tidak puas dengan waktu kerja yang diberikan kantor atau perusahaan. Kamu selalu berusaha untuk meluangkan waktumu untuk melakukan pekerjaan. Kondisi paling parahnya kamu bahkan menggunakan waktu yang seharusnya untuk istirahat sebagai peluang untuk bekerja.
2. Keseimbangan yang buruk antara kehidupan pribadi dan pekerjaan
Tanda berikutnya yaitu, kamu tidak memiliki work life balance yang baik. Hampir seluruh hidupmu kamu fokuskan hanya untuk bekerja, sehingga hal-hal diluar urusan pekerjaan seperti hobi, liburan, dan keluarga bukan menjadi prioritasmu. Hal ini bisa mengakibatkan buruknya hubunganmu dengan keluarga bahkan diri sendiri.
Dikutip dari mentalhealth.org.uk, kamu bisa menjawab beberapa pertanyaan berikut untuk mengetahui apakah kamu memiliki work life balance yang baik atau tidak.
- Apa yang saat ini menyebabkan saya stres atau ketidakbahagiaan?
- Apakah hal itu mempengaruhi pekerjaan dan kehidupan pribadi saya?
- Apakah bekerja berjam-jam yang saya lakukan layak, sehingga pantas kehilangan waktu dengan keluarga atau kehidupan sosial?
- Apakah saya puas dan bahagia dengan semua ini atau marah dan kesal?
Setelah itu, coba renungkan jawaban tersebut dengan kehidupanmu.
Umumnya kita sering kali tidak sadar bahwa telah mengorbankan banyak waktu untuk diri kita sendiri. Bahkan untuk orang-orang yang kita sayangi. Sampai kita sadar telah melewatkan peristiwa besar dalam hidup, seperti kelahiran seorang anak atau kehilangan seseorang yang dekat dengan kita.
Di sisi lain , hal ini juga mungkin bisa berdampak pada kesehatan fisik dan mental. Dikutip dari healthline.com, bekerja secara berlebihan dapat menyebabkan tingkat stres, kecemasan, depresi, dan masalah tidur yang tinggi
3. Kamu merasa tidak nyaman ketika tidak bekerja
Seorang workaholic juga merasa tidak nyaman ketika mereka tidak bekerja. Hal ini bisa disebabkan banyak hal, seperti merasa tidak produktif atau tidak bisa menjalankan tanggung jawab. Selain itu, meninggalkan pekerjaan menyebabkan mereka cemas dan gelisah, karena tindakan bekerja memberi mereka kenyamanan dan stabilitas.
(Sumber: Unsplash.com – Nicolas Flor)
Jika kamu merasakan hal ini, penting untuk mengenalinya tanda-tandanya dan cobalah untuk berhenti merasa bersalah dan stres ketika kamu tidak bekerja.
4. Tidak ada ketertarikan selain urusan pekerjaan
Berkaitan dengan work life balance, seorang workaholic biasanya tidak memiliki ketertarikan selain dengan hal pekerjaan. Mereka tidak memiliki hobi atau hal-hal yang disukai sebagai pengisi waktu luang. Adapun hanya pekerjaan yang dapat memotivasi mereka di pagi hari. Padahal hobi dapat menjadi sesuatu yang menyenangkan dan dapat mengistirahatkan pikiran dari berbagai urusan pekerjaan.
Baca juga: Apa itu Burnout? Ini Penyebab, Ciri-ciri, dan Cara Mengatasinya!
5. Pola tidur yang berantakan
Nah, ini merupakan tanda yang dapat kamu kenali dengan mudah. Yap, ketika jam tidurmu terganggu karena pekerjaan. Bukan karena deadline ataupun permintaan atasan yang banyak, tetapi kamu merasa sulit tidur karena merasa pekerjaan tersebut harus diselesaikan secepat mungkin. Padahal tenggang waktu yang kamu miliki sangatlah panjang.
(Sumber: Pexels.com – Cottonbro)
Perasaan tidak puas dan tidak nyaman juga membuat kamu tidak bisa untuk tidur nyenyak. Namun, penting untuk diketahui bahwa tidur merupakan aktivitas istirahat paling utama dan tentunya sangat dibutuhkan oleh tubuh dan mental. Sesampainya di rumah cobalah untuk menghindari segala hal yang dapat menghubungkanmu dengan pekerjaan, seperti melihat chat grup kantor ataupun membuka email.
Ikuti kelas: Manajemen Waktu agar Kerja Lebih Produktif
6. Mulai mengabaikan kondisi kesehatanmu
Ini merupakan tanda yang memiliki dampak paling buruk yaitu ketika kamu merupakan seorang workaholic. Kamu mulai makan secara tidak teratur, melewati sarapan, hingga begadang. Kamu juga berusaha agar bekerja setiap saat. Adapun dampak dari aktivitas yang berlebihan tentu saja berbahaya. Berbagai penyakit mengintai kamu setiap saat hingga kamu bisa saja tiba-tiba tumbang ketika bekerja. Dikutip dari laman HSE University, bahwa workaholic atau kecanduan kerja dapat berdampak buruk bagi kesehatan mental dan fisik seperti depresi, kecemasan dan gangguan tidur.
Gimana guys? Apakah kalian memiliki tanda-tanda diatas. Jika iya, mungkin ini saatnya mengubah pola aktivitas kerjamu. Itulah penjelasan mengenai apa itu workaholic beserta tanda-tandanya. Jika kamu ingin mengetahui lebih info mengenai dunia kerja, kamu bisa membaca artikel lainnya di Blog Skill Academy.
Referensi
Cutrone, Carolyn. (2014). Are You a Hard Worker or a Workaholic? https://www.inc.com/carolyn-cutrone-the-difference-between-workaholic-and-hard-worker.html [Daring] (Diakses 4 Agustus 2022)
Locke, Robert. (2014). 8 Signs You’re an Extreme Workaholic. https://www.lifehack.org/articles/work/8-signs-youre-extreme-workaholic.html [Daring] (Diakses 4 Agustus 2022)
Marie, Simone. (2020). Are You a Workaholic? Here’s How to Tell If You’re Addicted to Work. https://www.healthline.com/health/are-you-a-workaholic [Daring] (Diakses 4 Agustus 2022)
Mentalhealth.org.uk. (2021). Work-life balance. https://www.mentalhealth.org.uk/explore-mental-health/a-z-topics/work-life-balance [Daring] (Diakses 4 Agustus 2022)