Penyakit yang Bisa Muncul jika Kamu Bekerja hingga Lupa Waktu
Apakah kamu pernah melihat konten di media sosial orang buka laptop di atas motor atau orang masih bekerja sampai tengah malam? Jangan-jangan, malah kamu sendiri yang mengalami hal tersebut? Itu adalah gambaran dari orang yang workaholic.
Mengutip studi yang dilakukan oleh WHO dari tahun 2000 sampai 2016, orang yang terus bekerja selama 55 jam atau lebih dalam seminggu (yang merupakan gambaran dari workaholic juga karena Pasal 77 Ayat (2) Undang-Undang No.11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja dan PP No. 35 Tahun 2021 sudah menetapkan batas durasi kerja maksimal 40 jam dalam seminggu) cenderung memiliki risiko terkena stroke dan penyakit jantung.
Namun, selain penyakit kardiovaskular tersebut, ada penyakit-penyakit lain yang perlu kamu waspadai agar kamu bisa mengontrol diri kembali ketika secara tidak sadar kamu sudah menjadi workaholic. Penyakit-penyakit tersebut akan dibahas di artikel ini.
Fenomena Workaholic
Sebelum mengetahui penyakit yang bisa timbul karena workaholic, mungkin kamu penasaran, kenapa sih orang bisa menjadi workaholic? Bagaimana fenomena workaholic ini bisa muncul?
Fenomena ini pertama kali muncul dan tercetus terminologinya (oleh American Psychologist, Wayne Oates) pada tahun 1970-an saat terjadi perkembangan industri dan pekerja dituntut untuk bisa menyelesaikan pekerjaan dengan cepat dan tepat.
Namun, fenomena ini masih awet sampai sekarang. Padahal, banyak pekerjaan sudah bisa lebih mudah dan akurat dilakukan karena teknologi yang semakin canggih. Kenapa, ya? Seharusnya, ‘kan, pekerja bisa bebas dari ke-workaholic-an. Jika dulu workaholic timbul utamanya karena faktor industri. Sekarang ini, workaholic timbul karena standar sosial, peer pressure, ataupun konsep hidup ala gen z yang hadir di tengah masyarakat, spesifiknya masyarakat virtual di media sosial.
Orang menjadi workaholic karena standar kesuksesan yang terkesan absolut dengan kriteria harus memiliki harta sekian miliar, memiliki aset mobil serta rumah mewah, dan sebagainya. Belum lagi ketika dihadapkan pada kenyataan teman sebaya yang lahir dengan berlimpah privilese sudah memenuhi standar tersebut, keinginan menjadi workaholic cenderung akan kuat. Dengan demikian, ke-workaholic-an seseorang akan menjadi semakin kuat karena konsep mimpi bisa dicapai dengan memanfaatkan usia muda seproduktif mungkin.
Baca juga: Mengenal Burnout: Penyebab, Ciri-Ciri, dan Cara Mengatasinya
Penyakit akibat Menjadi Workaholic
Dari latar belakang munculnya ke-workaholic-an tersebut, jadi makin jelas jika menjadi workaholic itu relatif kurang bijak. Untuk memvalidasi bahwa menjadi workaholic kurang bijak, berikut risiko penyakit dari seorang workaholic yang perlu kamu waspadai.
1. Penyakit Jantung
Menjadi workaholic berarti memaksa organ dan fungsi tubuh untuk terus bekerja. Ketika tubuh dipaksa, hipertensi (tekanan darah tinggi) akan muncul dan bisa merembet ke penyakit jantung. Selain itu, stroke yang sudah disinggung di awal artikel dan gagal jantung juga akan muncul.
2. Maag
Terlalu sering dan fokus bekerja di luar jam kerja membuat para workaholic memiliki pola makan yang tidak teratur dan sering terlambat. Bahkan, biasanya mereka hanya minum kopi bergelas-gelas tanpa makan sama sekali. Kebiasaan tersebut bisa membuat kerja asam lambung terganggu sehingga menimbulkan penyakit maag.
3. Insomnia
Workaholic biasanya bekerja lebih dari 40 jam per minggu. Hal itu mengindikasikan bahwa mereka sering bergadang atau bekerja di waktu-waktu yang seharusnya untuk istirahat atau tidur. Secara alamiah, tubuh akan beradaptasi dengan waktu istirahat yang baru di luar waktu istirahat normal sehingga saat malam hari para workaholic cenderung akan susah tidur atau mengalami insomnia.
4. Liver
Salah satu penyebab penyakit ini sama dengan insomnia, yaitu bergadang. Ketika para workaholic bergadang, artinya jam biologis mereka untuk proses metabolisme tubuh sewaktu tidur terganggu yang selanjutnya dapat mengganggu jam biologis organ lainnya sampai akhirnya merusak fungsi hati.
5. Wasir
Penyakit di daftar terakhir yang bisa diderita oleh workaholic adalah wasir. Hal itu terjadi karena mereka sering duduk terlalu lama dan jarang minum air sekaligus makan buah. Kondisi tersebut akan membuat mereka susah buang air besar (BAB) walaupun perut terasa sudah penuh sehingga ketika BAB akan muncul gejala wasir, seperti tinja susah keluar, mengalami pendarahan, dan timbul benjolan di dubur.
Kamu masih mau bekerja hingga lupa waktu? Jangan keasyikan bekerja sampai lupa menjaga kesehatan, ya! Ingat, sebanyak apa pun pendapatan kamu, kalau kamu sakit, ujung-ujungnya gak bisa nikmatin juga, kan?
Ikuti kelas: Mental Health untuk Profesional
Kamu mau memperdalam skill kamu atau mau menambah skill baru? Yuk, gabung di Skill Academy! Di sini, kamu bisa belajar dari instruktur-instruktur yang berpengalaman dan sangat ahli di bidangnya! Tunggu apa lagi, klik di sini untuk memilih kelasnya!