Mengenal Pentingnya Work-Life Balance dan 7 Cara Mencapainya

work life balance

Kenapa Work-life balance penting? Yuk, simak penjelasan lengkap dan cara meraihnya!

Work-life balance, mungkin bukan istilah yang asing lagi buat kamu. Ini sering dibahas di berbagai media sosial seperti TikTok dan Twitter oleh pekerja atau karyawan. Selain gaji yang tinggi, ternyata Work-life balance juga menjadi benefit yang dicari-cari oleh pekerja saat ini. Banyaknya pekerja yang sering mengalami burnout akibat lelah bekerja membuat mereka ingin mencapai work-life balance yang baik.

Apa, sih sebenarnya work-life balance itu? Kenapa hal ini penting dan bagaimana cara meraihnya? Yuk, kita bahas!

Apa itu work-life balance?

Work-life balance sering menjadi bahan pembicaraan oleh karyawan atau pekerja. Emang sebenarnya apa, sih work-life balance itu? Work-life balance adalah keadaan seseorang bisa mengatur dan membagi waktu dan energi untuk kehidupan pekerjaan dan pribadi dengan baik.

Intinya, kamu bisa mengatur dan membagi waktu dengan seimbang untuk urusan pekerjaan dan kehidupan pribadi seperti rekreasi, hobi, keluarga, dan urusan lainnya. Jadi, waktu kamu tidak habis terlalu lama untuk bekerja.

Lembur atau kerja overtime mungkin bukan sesuatu yang asing buat kamu. 8 jam sehari di depan laptop masih kurang untuk mengerjakan load pekerjaan yang kayaknya nggak ada habisnya. Karena terlalu banyak bekerja, energimu juga habis untuk bekerja. Sehingga saat pekerjaan sudah selesai, yang kamu inginkan adalah istirahat. Kamu nggak sempat melakukan aktivitas yang kamu suka atau berkumpul dengan orang yang kamu sayang karena kelelahan.

Baca juga: Hustle Culture:Yang Salah dari Bangga Bekerja Berlebihan

Kenapa work-life balance penting?

Kenapa work-life balance dianggap penting dan banyak pekerja yang ingin meraihnya? Berikut beberapa alasannya:

1. Mengurangi stres dan burnout

Stress adalah masalah kesehatan yang paling sering dialami oleh pekerja. Jika dibiarkan, kamu bisa mengalami burnout atau kelelahan terus-menerus. Hal ini tentu bisa menurunkan produktivitas kamu. Dengan menjaga work-life balance, maka tingkat stress ini bisa berkurang. Hal ini karena kamu nggak bekerja dengan waktu yang terlalu panjang dan masih punya waktu untuk melakukan hal lain yang menyenangkan dan bisa mengurangi stress.

Ikuti kelas: Teknik Mengelola Stress agar Kerja Tetap Produktif

2. Lebih sehat secara fisik dan mental

Punya kehidupan kerja dan pribadi yang seimbang bisa membuat kamu lebih sehat secara fisik dan mental. Kamu memiliki cukup waktu untuk bekerja dengan baik, dan masih bisa berolahraga, nonton drama korea, quality time bareng keluarga, atau main game kesukaan kamu. Hal-hal menyenangkan di luar pekerjaan bisa membuat kamu lebih bahagia dan sehat.

3. Meningkatkan produktivitas kerja

Dilansir dari the happiness index.com, work-life balance bisa meningkatkan produktivitas kerja. Dengan kondisi tubuh yang sehat dan bahagia, kamu bisa bekerja dengan lebih fokus, kreatif, dan menunjukkan performa yang baik. Dengan kesehatan yang baik, kamu bisa bekerja dengan produktif.

4. Hubungan sosial menjadi lebih baik

Memiliki work-life balance, berarti kamu memiliki waktu untuk bersosialisasi dengan orang-orang yang kamu sayangi. Bisa quality time bersama keluarga, saudara, kekasih, atau teman-teman. Menurut Psychology Today, bersosialisasi bisa membuat kamu jadi lebih bahagia dan meningkatkan hubungan sosial menjadi lebih baik.

Bagaimana cara mencapai work-life balance?

Mencapai work-life balance adalah cita-cita banyak pekerja. Berikut adalah beberapa cara yang bisa kamu coba untuk meraihnya:

1. Atur kembali jam kerjamu

Untuk mencapai keseimbangan antara kehidupan kerja dan pribadi, kamu harus pandai membagi waktu dan energi untuk keduanya. Kamu bisa membaginya dengan menuliskan to-do list setiap harinya dan mengatur kembali jam kerjamu. Pastikan kalau kamu tidak terlalu sering bekerja overtime agar bisa menyelesaikan hal lain di luar pekerjaan.

Selain menyusun to-do list harian, kamu juga bisa melakukan time blocking untuk menyelesaikan setiap pekerjaan dan tidak multitasking. Lakukan pekerjaan satu persatu agar hasilnya maksimal.

Ikuti kelas: Mengelola Waktu (Time Management) dan Anggota Tim untuk Menjadi Manager Penjualan

2. Tolak hal atau pekerjaan yang kurang penting

Pekerjaan tambahan kadang suka muncul tiba-tiba. Misalnya, muncul menjelang jam pulang kerja atau di hari jumat padahal besoknya weekend. Kamu nggak harus mengiyakan dan menerima semua pekerjaan yang diberikan kepadamu. Cukup terima yang sekiranya penting dan mendesak saja. Apalagi kalau load pekerjaanmu sendiri masih banyak yang belum selesai.

Kamu bisa menolak dengan sopan dengan alasan yang jelas, seperti “Boleh, tapi karena load kerjaan saya masih banyak, project B nggak bisa aku handle, ya?” atau alasan lainnya.

3. Atur prioritas pekerjaan

Agar semua pekerjaan dapat terselesaikan dengan baik, kamu bisa coba mengatur prioritas pekerjaan menggunakan Matriks Eisenhower. Matriks ini membagi prioritas pekerjaan menjadi 4 seperti berikut ini:

Matriks Eisenhower

  • Pekerjaan yang penting-mendesak, adalah pekerjaan yang harus kamu kerjakan dan selesaikan hari ini.
  • Pekerjaan penting-tidak mendesak, kamu bisa menjadwalkan waktu untuk mengerjakannya setelah pekerjaan penting-mendesak selesai.
  • Pekerjaan tidak penting-mendesak, jika sifatnya mendesak namun tidak terlalu penting, kamu bisa mendelegasikannya kepada rekan kerjamu yang lain.
  • Pekerjaan tidak penting-tidak mendesak, hapus ini dari daftar prioritas pekerjaan dan kamu tidak perlu melakukannya.

Dengan menyusun prioritas pekerjaan, kamu jadi tahu mana pekerjaan yang harus didahulukan, mana yang bisa didelegasikan, dan mana yang tidak perlu dikerjakan. Kamu bisa menggunakan waktu dan energimu untuk menyelesaikan pekerjaan yang esensial saja.

4. Hindari hal-hal yang mendistraksi saat bekerja

Selain manajemen waktu dan menyusun prioritas kerja, kamu juga perlu menghindari hal-hal yang bisa mendistraksi atau mengganggu fokus. Jika kita tidak sepenuhnya fokus pada pekerjaan, maka tugas tersebut juga akan semakin lama selesai dan bisa berujung lembur. Misalnya, lagi ngerjain laporan mingguan di pagi hari, tapi malah kepikiran “Nanti siang pesen makan apa, ya?” Terus buka aplikasi food delivery dan cari menu makan siang. Siapa yang pernah begitu?

Untuk membantu fokus bekerja, kamu bisa coba teknik Pomodoro. Ini adalah teknik yang membuat kita fokus dengan interval waktu. Misalnya, kamu harus fokus bekerja selama 25 menit, lalu istirahat selama 5 menit dan mengulangnya selama 4 babak. Setelah 4 babak, kamu bisa istirahat lebih lama dari 5 menit. Nggak harus 25 menit dan 5 menit, sih. Kamu bisa menggunakan interval waktu yang paling sesuai denganmu.

5. Luangkan waktu untuk diri sendiri dan keluarga

Luangkan waktu setelah bekerja untuk diri sendiri atau bersama keluarga. Jika setelah bekerja kamu terlalu lelah untuk beraktivitas berat, kamu bisa menggunakan waktumu untuk menonton drama/series, membaca buku, minum teh, atau meditasi. Luangkan juga waktu untuk bertemu dengan keluarga atau orang-orang yang kamu sayangi setelah jam kerja atau di akhir pekan.

6. Hindari membawa pekerjaan ke rumah

Selesaikan pekerjaan di kantor. Kamu bisa mengambil lembur tapi jangan terlalu sering. Lakukan sesekali jika ada pekerjaan penting dan memang harus segera diselesaikan. Jangan membiasakan diri membawa pekerjaan ke rumah atau bekerja di luar jam kerja agar kamu bisa punya waktu untuk melakukan hal lain di luar pekerjaan.

work life balance adalah

Kalau kamu WFA atau WFH, tutup laptopmu ketika jam kerja sudah selesai. Jadi, waktu kerja dipakai kerja, waktu santai dipakai bersantai.

7. Komunikasikan jika kamu butuh bantuan

Bekerja terlalu lama dengan beban kerja yang menumpuk bisa menyebabkan stress bahkan bisa burnout. Kamu nggak harus menyelesaikan semuanya sendiri, kok. Kamu bisa minta bantuan kepada rekan kerja agar beban kerjanya bisa dibagi.

Work-life balance memang bukan sesuatu yang mudah buat dicapai di era fast paced seperti sekarang ini. Tapi, bukan berarti kamu nggak bisa punya keseimbangan pekerjaan dan kehidupan pribadi. Kamu bisa mengembangkan manajemen waktu atau teknik mengelola stress bersama Skill Academy agar kerja lebih produktif dan efisien. Klik banner di bawah ini untuk kepoin kelas-kelasnya, ya! Selamat belajar~

Kelas Sukses Kerja - Skill Academy

Referensi:

Sanfilippo, Marisa. 2021. ‘How to Improve Your Work-Life Balance’ [daring]. Tautan: https://www.businessnewsdaily.com/5244-improve-work-life-balance-today.html

Wedgwood, Joe. 2019. ‘The Importance of Work-Life Balance’ [daring]. Tautan: https://thehappinessindex.com/blog/importance-work-life-balance

Sharma Preeti. 2021. ‘How to Improve Work-Life Balance: 12 Tips for Terms and Orgs’ [daring]. Tautan: https://peoplemanagingpeople.com/articles/improve-work-life-balance/

Wolf, Judy. 2021. ‘Try These 12 Tips to Improve Your Work-life Balance’ [daring]. Tautan: https://www.betterup.com/blog/work-life-balance

(Artikel diperbarui pada 13 Mei 2022)

Devi Lianovanda