Sering Multitasking? Ini 5 Dampak Negatifnya bagi Kesehatan

Dampak-negatif-multitasking-terhadap-pekerjaan

Artikel ini membahas mengenai dampak negatif dari multitasking dan cara mengatasinya.

Beberapa tahun terakhir, kamu pasti sudah tidak asing lagi melihat beberapa lowongan kerja mencantumkan kemampuan multitasking yang baik dalam persyaratannya. Tapi, tahukah kamu? ternyata hanya 2% orang dari populasi yang dapat melakukan multitasking secara efektif. Multitasking adalah kemampuan untuk mengelola beberapa tanggung jawab atau pekerjaan dalam satu waktu. Misalnya, staff administrasi yang sibuk menjawab telepon sambil merespon email dari rekan kerjanya. 

Di samping itu, salah satu pendapat yang sering kamu dengar mengenai melakukan pekerjaan dengan multitasking adalah dapat meningkatkan produktivitas. Memang benar, dengan multitasking kamu dapat menyelesaikan lebih banyak pekerjaan dalam periode waktu yang lebih singkat. Tak jarang kamu juga merasa bisa menghemat banyak waktu, sehingga dapat mengerjakan pekerjaan lainnya. Namun selain memiliki manfaat, ternyata multitasking memiliki dampak negatifnya juga lho, khususnya bagi kesehatan mental dan juga pada kinerjamu di tempat kerja. 

1. Meningkatkan stres dan kelelahan

Apakah kamu pernah merasakan cepat lelah ketika sedang melakukan pekerjaan? Mungkin penyebabnya adalah karena kamu terlalu memaksakan untuk dapat melakukan beberapa pekerjaan dalam satu waktu. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Anna Katharina pada tahun 2017 menemukan bahwa, multitasking di tempat kerja berdampak buruk bagi kesehatan mental. Menurut Anna, multitasking memiliki efek pada ketegangan dan kelelahan emosional. 

Dikutip dari Boston Evening Therapy, efek dari multitasking juga dapat menjadi rasa cemas. Hal ini karena otak mencoba untuk menangani terlalu banyak hal sekaligus, yang mana secara alami otak kamu sebenarnya lebih nyaman untuk melakukan satu tugas pada satu waktu. 

Selain itu, ada alasan mengapa kamu merasa sangat lelah setelah seharian melakukan banyak tugas yang berbeda.  Ketika kamu mencoba untuk melakukan banyak tugas, kamu sebenarnya tidak melakukan lebih dari satu aktivitas sekaligus, tetapi dengan cepat beralih di antara tugas-tugas tersebut. Hal ini menghabiskan energi yang sama saat pada saat kamu fokus satu tugas.

2. Mengganggu daya ingat

Studi dari University of California San Francisco menemukan, bahwa multitasking secara negatif mempengaruhi memori jangka pendek pada orang dewasa muda dan tua. Selain itu, Russ Poldrack, seorang ahli saraf di Stanford juga menemukan, mempelajari informasi sambil melakukan banyak tugas menyebabkan informasi baru masuk ke bagian otak yang salah. 

Poldrak mengibaratkan hal tersebut pada kasus siswa belajar dan menonton TV pada saat yang sama. Pada kasus tersebut, informasi dari tugas sekolah masuk ke striatum, wilayah khusus untuk menyimpan prosedur dan keterampilan baru, bukan fakta dan ide. Tanpa gangguan TV, informasi masuk ke hipokampus, bagian kecil di otak yang berperan penting dalam mengingat informasi baru, sehingga informasi yang didapatkan lebih mudah untuk diingat kembali.

Berdasarkan penemuan di atas,  tidak menutup kemungkinan kamu bisa melakukan kesalahan pada saat melakukan multitasking di tempat kerja. Kamu bisa saja melupakan informasi penting yang seharusnya bisa menjadi bagian utama dari tugas yang kamu kerjakan. 

3. Kreativitas menurun

Menurut Dr. Paul Hammerness yang dikutip dari Harvard Health Publishing, orang yang multitasking  cenderung tidak menyimpan informasi dengan baik dalam memori kerja, yang dapat menghambat pemecahan masalah dan kreativitas.

Kreatifitas biasanya dapat muncul ketika kamu mencoba fokus pada sesuatu hal. Namun, karena melakukan beberapa pekerjaan sekaligus, memungkinkan fokusmu terpecah. Sehingga akan berdampak pada kualitas pekerjaanmu. 

Dampak-Negatif-Multitasking-terhadap-aktivitas

Selain itu, seperti yang kamu ketahui bahwa kreativitas tidak dapat dipaksakan untuk muncul.  Ide-ide menarik yang dapat membantu aktivitasmu tak jarang muncul pada saat kamu sedang kosong atau istirahat. Namun, karena banyaknya pekerjaan yang kamu lakukan, malah menyita waktu yang sebenarnya dapat kamu manfaatkan untuk memunculkan ide-ide menarik. 

4. Menurunkan kualitas pekerjaan

Sejalan dengan menurunya kreativitas, multitasking juga berdampak pada kualitas pekerjaanmu. Sebuah studi oleh National Bureau of Economic Research mengungkapkan, bahwa multitasking mengurangi kinerja pekerja, membuat proyek bertahan lebih lama, dan menciptakan penumpukan pekerjaan sehingga dapat memicu kepanikan karena belum adanya tugas yang terselesaikan. 

Ketika kamu mulai merasa tidak nyaman karena pekerjaan yang kamu rencanakan tidak kunjung selesai maka akan mempengaruhi kualitas dari hasil kerjamu. Pekerjaan yang dilakukan secara buru-buru akan membuat kamu melakukan lebih banyak kesalahan. Hal ini dapat berupa kecerobohan yang disebabkan karena ingin menyelesaikan pekerjaan dengan cepat. 

Misalnya, saat kamu bertugas sebagai notulen  dalam sebuah meeting. Namun, di waktu bersamaan kamu harus menyelesaikan tugas untuk merespon email klien. Karena ingin menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan cepat, maka kemungkinan akan meningkatkan resiko kesalahan. Seperti, kamu salah mengirim email atau keliru mencatat informasi yang ada pada meeting. 

5. Menurunkan produktivitas

Hah, bukannya multitasking dapat meningkatkan produktivitas?

Memang benar, tetapi anggapan tersebut tidak selalu menjamin produktivitasmu akan meningkat. Sejalan dengan menurunnya kualitas kerja, multitasking juga bisa membuat produktivitas menurun. Berdasarkan artikel pada American Psychological Association, kamu malah kehilangan 40% dari produktivitas jika melakukan beberapa pekerjaan sekaligus. 

Multitasking-mengurangi-produktivitas

Menurut Susan Weinschenk Ph.D dalam Psychology Today, istilah multitasking yang kamu ketahui selama ini sebenarnya keliru. Menurutnya orang tidak dapat benar-benar melakukan lebih dari satu tugas pada satu waktu. Melainkan hanya melakukan perpindahan tugas dengan cepat atau lebih tepatnya disebut dengan task switching.

Susan juga memaparkan beberapa alasan yang menyebabkan produktivitas menurun saat melakukan multitasking. Pertama adalah dibutuhkan lebih banyak waktu untuk beralih dari satu tugas ke tugas lainnya secara bersamaan, daripada melakukannya satu per satu. Kedua adalah kamu akan membutuhkan lebih banyak waktu, jika tugas-tugas yang dilakukan sulit. Ketiga adalah setiap peralihan tugas mungkin hanya membuang 1/10 detik, tetapi jika kamu melakukan banyak peralihan dalam sehari, itu dapat menyebabkan hilangnya 40% produktivitas. 

Baca juga: Esensialisme: Membuat Pekerjaanmu Menjadi Lebih Efektif

Wah, ternyata multitasking tidak selalu berdampak baik ya. Bagi kamu yang sudah terbiasa melakukan banyak tugas secara bersamaan, jangan cemas dulu. Karena dampak negatif dari multitasking dapat dihindari juga lho. 

Cara meminimalisir dampak negatif multitasking

1. Kerjakan yang paling penting

Ketika kamu merasa sangat ingin untuk melakukan banyak aktivitas ke dalam satu waktu, maka tidak ada salahnya kamu untuk memilih hal yang paling penting untuk saat itu dan fokus hanya pada hal tersebut. Kamu juga dapat menggunakan skala prioritas untuk mengukur seberapa penting aktivitas yang ingin kamu lakukan. Sehingga dari sekian banyak pekerjaan yang ingin kamu lakukan, paling tidak salah satunya telah berkurang dan selesai.  

2. Gunakan aturan 20 menit

Alih-alih terus-menerus beralih di antara tugas-tugas, cobalah untuk sepenuhnya mencurahkan perhatian kamu pada satu tugas selama 20 menit sebelum beralih ke yang lain. Sebenarnya ini tidak harus 20 menit, kamu dapat menyesuaikan waktu tersebut dengan kebutuhan kamu dalam menyelesaikan pekerjaanmu. 

3. Sisakan waktu untuk istirahat sejenak 

Menurut Susan Weinschenk Ph.D, multitasking adalah musuh dari waktu kosong. Ini mungkin terdengar seperti berlawanan, tetapi jika kamu berhenti sejenak memikirkan pekerjaan atau masalah tertentu, kamu akan menemukan jalan keluar dari masalah tersebut. Kreativitas bisa muncul saat kamu dalam keadaan benar-benar tenang tanpa terbebani apapun. Kamu dapat mencoba berjalan-jalan, berolahraga, mendengarkan musik, atau sekedar menatap langit untuk mengisi waktu kosong tersebut.

Bagaimana guys? Itu lah 5 dampak dari multitasking. Semoga artikel ini bisa menjadi solusi ketika kamu harus melakukan multitasking dalam beraktivitas. Bagi kamu yang ingin meningkatkan kemampuan dalam manajemen waktu, bisa langsung menuju Skill Academy. Di Skill Academy terdapat kelas-kelas menarik dengan istruktur yang asik dan profesional. Ayo terus kembangkan kemampuan untuk mencapai tujuanmu. 

SKill Academy - CTA

Referensi

American Psychological Association (2006). Multitasking: Switching costs. https://www.apa.org/research/action/multitask [Daring] (Diakses 7 Juni 2021)

Goldhill, Olivia (2016). Neuroscientists say multitasking literally drains the energy reserves of your brain. https://qz.com/722661/neuroscientists-say-multitasking-literally-drains-the-energy-reserves-of-your-brain/ [Daring] (Diakses 7 Juni 2021)

O’Brien, Jennifer (2011). UCSF Study on Multitasking Reveals Switching Glitch in Aging Brain. University of California San Francisco. https://www.ucsf.edu/news/2011/04/9676/ucsf-study-multitasking-reveals-switching-glitch-aging-brain  [Daring] (Diakses 7 Juni 2021)

Pikos, Anna Katharina (2017). The causal effect of multitasking on work-related mental health: The more you do, the worse you feel. Hannover Economic Papers. No. 609. http://hdl.handle.net/10419/172863 

Weinschenk, Susan (2012). The True Cost of Multi-Tasking. https://www.psychologytoday.com/us/blog/brain-wise/201209/the-true-cost-multi-tasking [Daring] (Diakses 7 Juni 2021)

 

 

Gulman Azkiya