Mengenal Perbedaan Hard Skill dan Soft Skill Beserta Contohnya

Perbedaan Hard Skill dan Soft Skill

Sudah tahu perbedaan hard skill dan soft skill? Di artikel ini, akan dibahas perbedaan keduanya serta contoh hard skill dan contoh soft skill yang banyak dicari perusahaan.


Hard skill dan soft skill sepertinya bukan istilah yang asing lagi bagi sebagian orang, terutama bagi para fresh graduate, pencari kerja, atau pekerja. Ketika mau melamar sebuah pekerjaan, kita pasti mencantumkan hard skill dan soft skill yang kita miliki di CV agar perekrut tahu bahwa kita memenuhi requirements yang diberikan oleh mereka.

Nah, kamu pernah nggak bingung dan nggak tahu harus mencantumkan skill apa aja di dalam CV? Bahkan, kamu masih susah membedakan dan sering tertukar antara hard skill dan soft skill? Karena nggak bisa bedain, akhirnya malah jadi skill yang tertukar. Hard skill ditaruh di soft skill dan soft skill ditaruh di hard skill. 🙁

Biar nggak bingung atau tertukar lagi, cari tahu perbedaan dan contoh hard skill dan soft skill, yuk!

 

Perbedaan hard skill dan soft skill

Sebelumnya, kamu sudah tahu belum, sebenarnya skill itu apa, sih, artinya? Jadi, sederhananya, skill adalah kemampuan, keterampilan, dan pengetahuan yang dimiliki seseorang. Skill terbagi menjadi dua, yaitu hard skill dan soft skill. Kedua skill ini dibutuhkan dan saling melengkapi dalam dunia kerja. Apa itu soft skill dan apa itu hard skill? Yuk, simak penjelasannya!

 

Hard skill

Dilansir dari themuse.com, hard skill adalah keterampilan atau pengetahuan khusus yang dibutuhkan untuk sebuah pekerjaan. Contohnya, untuk pekerjaan Network Engineer, hard skill yang harus dimiliki adalah memahami standar OSI Layer 7, subnetting IP, routing, switching, dan lainnya. Namun, kalau kamu mau melamar pekerjaan lain, misalnya Akuntan, Graphic Designer, atau Copywriter, hard skill yang dibutuhkan pasti berbeda. Setiap pekerjaan membutuhkan hard skill yang berbeda-beda, tergantung pekerjaan apa yang kamu jalani atau tekuni.

Hard skill adalah keterampilan yang bisa dipelajari dan terukur. Umumnya, hard skill bisa dipelajari dan dikembangkan melalui pendidikan formal, kursus, pelatihan perusahaan, atau sertifikasi. Nah, ijazah, sertifikat pelatihan, atau penghargaan adalah contoh alat untuk mengukur seberapa jauh kamu menguasai hard skill tertentu. Selain menunjukkan seberapa kemampuan kamu terhadap suatu hard skill berdasarkan nilai, ijazah dan sertifikat juga merupakan bukti yang nyata kalau kamu memang benar-benar menguasai hard skill tersebut.

Contohnya adalah kamu mau belajar bahasa Inggris, lalu kamu mengikuti kursus di lembaga tertentu. Setelah semua kursus selesai, kamu mengikuti tes TOEFL atau IELTS dan mendapatkan sertifikat yang berisi skor tes. Nah, nilai TOEFL ini menjadi bukti kamu mahir berbahasa Inggris dengan level tertentu. Begitu juga dengan sertifikasi lainnya.

Oleh karena itu, beberapa pekerjaan, seperti Engineer dan Akuntan sering mengambil sertifikasi ini dan itu. Selain untuk memenuhi syarat lowongan pekerjaan, sertifikasi juga bisa membantu meningkatkan karier, mendapatkan kenaikan gaji, naik jabatan atau promosi, dan sebagainya.

Baca juga: Cara Menulis Skill di CV dengan Baik dan Benar Beserta Contohnya

 

Soft skill

Setelah hard skill, sekarang waktunya kenalan dengan soft skill. Apa itu soft skill? Jadi, soft skill adalah atribut pribadi atau bisa juga disebut kemampuan interpersonal yang dibutuhkan dalam pekerjaan. Soft skill lebih menunjukkan bagaimana cara kamu berinteraksi dengan orang lain.

Kalau hard skill adalah kemampuan yang spesifik, soft skill sifatnya lebih umum. Maksudnya, soft skill adalah kemampuan yang dibutuhkan oleh pekerjaan apa pun. Contohnya adalah skill komunikasi, manajemen waktu, motivasi, kecerdasan emosional, dan lainnya. Apa pun pekerjaanmu, pasti perlu kemampuan komunikasi, manajemen waktu, kecerdasan emosional, motivasi kerja, dan soft skill lainnya untuk mendukung kinerja.

Sama seperti hard skill, soft skill juga bisa dipelajari dan dikembangkan. Soft skill bisa dipelajari melalui kursus atau pelatihan. Namun, karena soft skill adalah kepribadian dasar dari seseorang atau bawaan, cara terbaik untuk meningkatkannya adalah dengan banyak berinteraksi dengan orang lain dan mengamati lingkungan sekitar.

perbedaan hard skill dan soft skill-1

Misalnya kamu mau mengembangkan skill komunikasi, kamu bisa belajar teorinya melalui kursus atau pelatihan. Untuk meningkatkannya, kamu tentu harus melakukan praktik. Belajar untuk mengobrol dengan orang lain, belajar mendengarkan, berpendapat, berdiskusi, dan juga menyimak. Kamu bisa juga ikut komunitas, ikut project di tempat kerja, gabung ke kelompok belajar, dan lainnya. Dengan praktik, pelan-pelan kemampuan komunikasi akan berkembang.

Baca juga: Skill Penting yang Perlu Kamu Kuasai untuk Survive di Masa Depan

 

Meskipun soft skill yang kamu miliki mengalami peningkatan atau perkembangan, hal ini sulit untuk diukur dan dibuktikan. Sulit untuk mengukur kemampuan komunikasi, kepemimpinan, atau kemampuan mengambil keputusan seseorang karena sifatnya sangat personal dan subjektif.

Misalnya, kamu sudah belajar meningkatkan kemampuan problem solving dan pengambilan keputusan, lalu dalam sebuah masalah, kamu mengambil keputusan A. Akan ada pihak yang menilai bahwa keputusan yang kamu ambil salah, tapi ada juga yang menilai bahwa keputusan yang kamu ambil sudah benar. Jadi, sifatnya sangat personal dan subjektif.

 

Contoh hard skill

Hard skill membantu kamu untuk bisa menyelesaikan pekerjaan dengan baik. Hard skill sifatnya spesifik, tergantung pekerjaan tertentu. Berikut adalah beberapa contoh hard skill yang bisa kamu tulis di dalam CV:

  1. bahasa pemrograman (C++, Java, JavaScript, Phyton);
  2. UI/UX design;
  3. keamanan jaringan;
  4. kemampuan berbahasa asing (bilingual/multilingual);
  5. SEO/SEM marketing;
  6. Microsoft Office (Word, Excel, PowerPoint);
  7. copywriting;
  8. content writing;
  9. UX writing;
  10. visualisasi data;
  11. project management;
  12. web & app development;
  13. video editing;
  14. digital marketing;
  15. analisis data;
  16. desain grafis (Photoshop, Corel Draw, Illustrator);
  17. Facebook Ads;
  18. Twitter Ads;
  19. Data Mining; dan
  20. Google Ads.

contoh hard skill dan contoh soft skill

 

Contoh soft skill

Kalau hard skill membantumu untuk menyelesaikan pekerjaan dengan baik, soft skill membantumu untuk berkembang di tempat kerja dengan kemampuan berinteraksi secara positif dengan orang lain. Contoh soft skill yang dicari perusahaan adalah sebagai berikut:

  1. berpikir kreatif;
  2. berpikir kritis;
  3. kolaborasi dan kerja sama tim;
  4. komunikasi;
  5. negosiasi;
  6. presentasi;
  7. empati;
  8. kepemimpinan;
  9. adaptif;
  10. manajemen waktu;
  11. detail-oriented;
  12. public speaking;
  13. kecerdasan emosional;
  14. motivasi diri;
  15. networking (membangun relasi);
  16. berpikir analitis & berinovasi;
  17. problem solving;
  18. rasa ingin tahu;
  19. flexibility; dan
  20. pengambilan keputusan.

 

Hard skill dan soft skill, keduanya sama-sama penting

Mungkin ada yang berpikir bahwa hard skill lebih penting daripada soft skill. Pasalnya, hard skill bisa membantu kita bekerja dengan baik. Namun, soft skill juga nggak kalah penting, lho. Charles Riborg menuliskan di laporannya yang berjudul A Study of Engineering Education bahwa 85% kesuksesan dalam pekerjaan didukung oleh soft skill dan 15%-nya didukung oleh hard skill.

Di tahap melamar kerja, hard skill bisa membuat kamu diundang interview karena memenuhi kualifikasi yang ada. Namun, soft skill bisa membuatmu lolos interview dan diterima kerja. Dengan kemampuan komunikasi yang baik, kamu bisa menjawab rentetan pertanyaan wawancara dengan baik dan dengan hard skill yang baik, kamu bisa membuktikan bahwa keahlianmu sesuai dengan yang dibutuhkan perusahaan.

Ketika sudah bekerja, hard skill tentu saja membantumu menyelesaikan pekerjaan, tapi soft skill membantumu bertahan dan berkembang. Dalam bekerja, pasti diperlukan koordinasi, komunikasi, problem solving, dan lainnya. Dengan soft skill yang baik, masalah-masalah pekerjaan bisa kamu selesaikan dengan baik.

Jadi, hard skill dan soft skill sama-sama penting untuk dipelajari dan dikembangkan karena kombinasi keduanya sangat berpengaruh untuk pekerjaan. Kamu bisa lihat contoh soft skill dan hard skill yang lebih lengkap dan paling dibutuhkan di masa depan melalui artikel Contoh Soft Skill dan Hard Skill yang Dibutuhkan di Dunia Kerja.


Itulah pembahasan tentang perbedaan hard skill dan soft skill, lengkap dengan contohnya. Kamu bisa belajar atau mengembangkan soft skill dan hard skill dengan mengikuti kelas dari Skill Academy.

Kelas Sukses Kerja bisa jadi pilihan yang tepat untukmu. Di kelas-kelas ini, kamu bisa belajar keterampilan dari pekerjaan tertentu secara lengkap dan spesifik. Selain itu, kamu juga akan belajar bersama instruktur yang kompeten dan berpengalaman di bidangnya. Tunggu apa lagi? Yuk, upgrade kualitas diri bersama Skill Academy!

Kelas Sukses Kerja - Skill Academy

Referensi:

Borsellino, Regina. ‘Hard Skill vs Soft Skill: What the Heck’s the Difference’ [daring]. Tautan: https://www.themuse.com/advice/hard-skills-vs-soft-skills (Diakses pada: 07 Oktober 2021)

Yeh, Alyssa. 2021. ‘Hard Skill vs Soft Skill: What’s the Difference, and How to Improve Both’ [daring]. Tautan: https://blog.hubspot.com/marketing/hard-skills-soft-skills (Diakses pada: 07 Oktober 2021)

Bleich, Corey. ‘Hard Skill vs Soft Skills: Examples and Definitions’ [daring]. Tautan: https://www.edgepointlearning.com/blog/hard-skills-vs-soft-skills/ (Diakses pada: 07 Oktober 2021)

Devi Lianovanda