Branding: Pengertian, Unsur-Unsur, dan Manfaatnya bagi Bisnis

Branding adalah

Branding merupakan salah satu strategi yang penting untuk menciptakan perspektif positif tentang brand kamu di benak konsumen. Apa itu? Simak penjelasan berikut ini!


Di era digital saat ini, pasti kamu sudah tak asing dengan istilah branding. Ini merupakan salah satu istilah yang merujuk pada suatu aktivitas untuk membuat seseorang atau sebuah perusahaan dikenal oleh masyarakat luas.

Secara umum, tujuan dari branding adalah menciptakan citra atau reputasi yang baik dari sebuah brand, kelompok, atau bahkan suatu individu. Jadi, sebetulnya branding memiliki jenis yang beragam dan juga cara eksekusi yang variatif.

Branding memang lebih banyak digunakan untuk kebutuhan bisnis. Pasalnya, branding sangat bermanfaat bagi perusahaan untuk membangun kesadaran market sehingga proses sales akan lebih mudah. Di artikel ini, Skill Academy akan mengupas tuntas knowledege mengenai branding, mulai dari pengertian, jenis-jenis branding, campai cara mudah untuk melakukan branding. Simak penjelasan lengkapnya berikut ini!

 

Pengertian Branding

Definisi dari branding adalah sebuah proses menciptakan persepsi positif yang kuat tentang produk, jasa, atau perusahaan yang melekat di benak konsumen dengan menggabungkan elemen-elemen, seperti logo, desain visual, misi, dan tema yang konsisten di semua marketing channel.

Sederhananya, branding diambil dari kata brand yang berarti merek. Jadi, branding artinya membangun kesadaran merek. Branding bisa juga disebut sebagai bentuk komunikasi perusahaan dengan konsumen yang menjadi sasaran.

 

Tujuan Branding

Tujuan utama branding adalah memperkenalkan jasa atau produk yang ditawarkan perusahaan kepada konsumen. Selain itu, branding juga bertujuan sebagai pembeda agar konsumen mudah mengenali dan membedakan produk kita dengan produk milik kompetitor.

Branding tidak hanya meliputi logo, nama brand, slogan, tagline, atau warna tertentu. Branding juga bisa dikomunikasikan melalui: lingkungan atau suasana toko, cara staff memperlakukan konsumen, pakaian staff (seragam), kemasan sebuah produk, iklan, dan lainnya.

Berikut adalah contoh branding:

Jika membicarakan e-commerce berwarna orange. Di kepala kamu pasti akan langsung muncul nama brand atau e-commerce yang berwarna orange. Dari tagline juga bisa, seperti “Jagonya Ayam”, yang langsung mengingatkan kamu pada brand KFC.

Padahal, merek yang menjual ayam goreng ada sangat banyak. Begitu juga dengan seragam pegawai bank atau maskapai penerbangan yang dibuat berbeda-beda sesuai dengan brandnya agar mudah dikenali dan dibedakan dengan pesaingnya.

Baca Juga: 7 Cara Mudah Membangun Brand Bagi Kamu yang Baru Memulai Bisnis

 

Unsur-unsur Branding

Dilansir dari 99designs, berikut adalah elemen atau unsur-unsur branding:

1. Nama brand

Nama merupakan hal pertama yang harus kamu penuhi dalam melakukan branding. Tanpa sebuah nama, brand tidak akan memiliki identitas jelas dan masyarakat tentu akan lebih sulit mengenalinya. Buatlah nama brand yang unik dan mudah diingat oleh masyarakat agar semakin dikenal.

 

2. Logo

Setiap brand memerlukan logo. Logo adalah keseluruhan kepribadian brand yang diringkas menjadi sebuah gambar yang mudah dikenali. Maka dari itu, buatlah logo yang unik dan menarik. Lalu, gunakan logo brand di setiap aset yang kamu miliki.

Misalnya, di website, di kemasan suatu produk, media sosial, iklan, proposal bisnis, dan aset lainnya. Semakin sering orang melihat logo brand, maka mereka akan semakin familiar dan mengenal brand kamu.

 

3. Color palette

Warna juga bisa menggambarkan identitas brand. Kalau kita perhatikan, biasanya sebuah brand memiliki warna yang khas atau menggambarkan brand tersebut. Misalnya Telkomsel yang menggunakan warna merah dan putih sebagai ciri khas mereka.

 

color palette

ilustrasi color palette (unsplash.com)

Sama seperti logo, warna ini juga bisa kamu gunakan di berbagai aset untuk menggambarkan identitas brand. Misalnya di kemasan produk, logo, brosur, media sosial, seragam, warna gedung atau bangunan, dan lainnya. Dengan begitu, konsumen akan semakin kenal dengan merek perusahaanmu.

 

4. Tagline

Tagline yang menarik bisa meninggalkan kesan yang baik bagi konsumen. Hal ini juga membantu konsumen mengenali dan mengingat brand kamu.

Beberapa tagline yang terkenal antara lain:

“Orang Pintar Minum Tolak Angin”
“Just Do It” dari Nike
“KFC, Jagonya ayam”
“Yamaha, Semakin di Depan”, dan tagline lainnya.

Kamu juga bisa membuat tagline yang singkat, padat, relevan dengan target audiens, dan long lasting seperti beberapa contoh di atas.

Baca juga: 6 Cara Mudah Membuat Tagline agar Brand Semakin Dikenal!

 

5. Font

Font yang kamu gunakan dalam setiap materi pemasaran atau aset juga bagian dari branding. Pilih jenis huruf yang dapat menggambarkan kepribadian dan nilai brand atau perusahaan. Jangan lupa untuk menggunakan font yang sama secara konsisten untuk setiap aset yang kamu punya, ya.

 

6. Brand voice

Brand voice adalah gaya komunikasi sebuah brand dengan para pelanggannya. Gaya komunikasi ini juga dapat menggambarkan kepribadian brand dan perlu disesuaikan dengan target marketnya.

Misalnya, target pasar dari brand kamu adalah anak muda, maka gaya komunikasinya menggunakan bahasa kasual, santai, dan mengikuti istilah yang sering digunakan anak muda masa kini.

orang memegang megaphone

ilustrasi brand voice (freepik.com)

Memiliki brand voice yang sesuai dengan target audiens dan kepribadian brand dapat membangun hubungan positif dengan konsumen atau pelanggan.

Ikuti kelas: Branding: Rancang Identitas Visual untuk Bisnis

 

Jenis-jenis Branding

Ada 11 jenis branding yang paling banyak digunakan di dunia kerja dan bisnis. Berikut adalah list-nya:

1. Personal branding

Jika ingin lebih banyak orang yang mengenalmu sebagai seorang profesional dengan keahlian di suatu bidang, maka lakukanlah personal branding.

Umumnya, personal branding adalah aktivitas yang megacu pada penciptaan sebuah persona publik agar mereka mengetahui apa pekerjaan, minat, aktivitas, dan bakat yang dimiliki oleh seseorang.

Personal branding bisa dilakukan oleh banyak kalangan, mulai dari mahasiswa hingga para freelancers yang mengenalkan pada publik tentang produk atau layanan yang mereka miliki. Jika ingin menjadi public figure, mulai lakukan personal branding ya!

 

2. Product branding

Jenis branding yang satu ini berfokus terhadap bagaimana kamu membedakan produkmu dengan kompetitor.

Saat melakukan product branding, kamu harus memikirkan dengan matang mengenai identitas visual dan emosional yang bisa membangun loyalitas pelanggan dan mempertahankan daya tarik pasar.

Dalam prosesnya, kamu perlu menentukan nama, logo, slogan, packaging, dan bahan promosi lainnya yang memperkuat identitas produk.

 

3. Service branding

Sesuai dengan namanya, service branding akan lebih mengidentifikasi apa yang membuat layanan dari sebuah bisnis berbeda atau memiliki nilai lebih dari bisnis yang lain.

Contoh, jika kamu pernah pergi ke Starbucks, harusnya kamu paham kalau bisnis tersebut sebetulnya lebih menekankan pada service yang mereka miliki.

Pasalnya, Starbucks membangun merek mereka dengan menawarkan layanan pemesanan dan pengiriman yang mudah dan nyaman, serta membangun citra perusahaan sebagai tempat berkumpul dan menikmati minuman kopi berkualitas tinggi. Lihat deh, meskipun memiliki banyak outlet, tapi Starbucks selalu ramai oleh pengunjung.

 

4. Retail branding

Pernah datang ke toko retail? Coba perhatikan, meskipun menjual produk yang sama, tapi berbagai toko retail di Indonesia selalu memiliki keunikannya tersendiri.

Ini selaran dengan pengertian dari retail branding yaitu menciptakan merek melalui desain atau tata letak toko mereka seperti pencahayaan, musik yang diputar, jenis pakaian para pegawainya, atau bahkan pajangan.

Ingat toko cat yang di depannya ada boneka menari-nari jika tertiup angin? Nah, itu merupakan salah satu contoh dari retail branding.

 

5. Cultural/Geographical branding

Jenis branding yang satu ini sudah bias akita temukan dalam kehidupan sehari-hari. Cuktural atau geographical branding adalah proses membangun kesadaran merek yang memanfaatkan simbol budaya dari suatu daerah untuk mempromosikan produk sebuah bisnis.

Contoh sederhana, sebuah restoran Korea baisanya akan menciptakan interior yang penuh dengan tulisan Korea, menyediakan hanbok, dan lain sebagainya untuk mengomunikasikan afiliasi mereka pada customer.

 

6. Corporate branding

Tak hanya seorang profesional saja yang harus melakukan branding, karena ini penting juga dilakukan oleh perusahaan. Corporate branding adalah cara korporasi mengekspresikan value, misi, dan eksklusivitasnya pada pelanggan, klien, atau pun partner mereka.

Tak hanya mengenalkan produk melalui nama dan logo perusahaan, tetapi korporasi harus memperlihatkan pada publik bagaimana cara mereka menjalankan bisnis. Contohnya bagaimana dalam proses rekruitment, bagaimana cara melakukan campaign, dan lain sebagainya.

 

7. Online branding

Saat ini kita sudah hidup di era internet yang semakin maju dan canggih. Jika kamu tidak memungkinkan untuk melakukan branding secara fisik, maka cobalah untuk online branding.

Jadi, online branding lebih merujuk pada pembentukan identitas bisnis melalui akun sosial media seperti website, facebook, instagram, fan page, dan lain sebagainya.

Online branding saat ini bisa jadi senjata ampuh untuk memperkuat citra positif bagi bisnis yang sudah lebih dulu melakukan physical branding.

 

8. Offline branding

Nah, ini merupakan branding yang tetunya sudah hadir lebih dulu dibanding online branding. Branding offline mencakup setiap jenis branding yang terjadi di dunia nyata dan fisik.

Contoh dari offline branding adalah pemanfaatan media cetak, desain perusahaan ritel, atau materi fisik apapun yang bisa ditunjukkan langsung pada klien.

Offline branding pun bisa mencakup seragam perusahaan yang dikenakan karyawan saat bekerja, atau memasang ikaln-iklan di papan seperti baliho, brosur, atau papan iklan yang dipasang di kendaraan seperti mobil dan motor.

 

9. Value branding

Value branding merupakan strategi membangun merek dengan efektivitas biaya produk atau layanan. Misalnya, sebuah toko handphone merek A yang mengiklankan produk mereka dengan cara comparing harga dengan merek B. Ini berfokus pada pengembangan merek yang menarik pelanggan yang sadar finansial.

 

10. Performance branding

Gaya branding ini menawarkan produk yang menghadirkan pengalaman berkualitas tinggi. Tipe branding yang satu ini sangat cocok bagi konsumen yang mengutamakan kualitas.

Beberapa indikator yang dijadikan poin utama dalam proses pemasaran untuk jenis branding ini meliputi ketergantungan, efisiensi, dan konsistensi. Contoh, sebuah pabrikan mobil memasarkan produknya dengan menekankan keandalan kendaraan mereka.

 

11. Luxury branding

Siapa sih yang nggak tahu merek Hermes, LV, atau Loewe? Yap, ketiga brand tersebut tentu dalam proses brandingnya lebih berfokus pada kualitas tinggi dan eksklusivitas produk yang mereka miliki.

Branding semacam ini mengungkapkan bahwa ada kelangkaan, keistimewaan, atau biaya produk setara dengan uang yang harus dikelaurkan oleh pelanggan.

Bisnis yang menggunakan luxury branding dapat mencakup label mode kelas atas, dealer mobil mewah, dan toko perhiasan.

 

Manfaat Branding untuk Bisnis

Branding dilakukan untuk membantu konsumen memahami produk atau jasa yang kamu tawarkan dan kenapa hal tersebut berbeda dengan brand lainnya. Berikut merupakan beberapa manfaat branding dalam sebuah bisnis:

1. Membantu audiens mengenali produk

Ketika seseorang sedang berbelanja lalu melihat tulisan, warna, atau tanda lain dari brand yang mungkin mereka kenal, maka mereka akan cenderung membeli produk tersebut dibandingkan produk lain. Mengapa demikian? Karena brand tersebut terlihat menarik dan sudah familiar bagi mereka.

Menampilkan unsur-unsur brand di berbagai media atau aset, membuat konsumen sering melihat hal tersebut dan jadi familiar terhadap produk atau brand. Selain itu, pemilihan warna brand dan logo juga perlu diperhatikan agar terlihat menarik.

 

2. Membangun loyalitas konsumen

Branding yang efektif jika dikombinasikan dengan kualitas produk yang bagus, maka dapat menarik perhatian pelanggan. Seperti yang sudah disebutkan di atas, pelanggan cenderung memilih brand yang sudah familiar.

Jika kualitas produk sudah terjamin, maka kemungkinan konsumen melakukan pembelian berulang (reapat order/purchase) akan lebih besarsehingga dapat membangun loyalitas konsumen. Mereka juga bisa membagikan pengalaman positif tersebut kepada orang lain.

Dilansir dari forbes.com, sebanyak 49% konsumen yang memiliki pengalaman positif terhadap suatu brand, akan membagikan pengalaman tersebut di media sosial atau review online.

Baca juga: Pengertian Brand Awareness dan Cara Meningkatkannya Bagi Pemilik Bisnis!

 

3. Membangun kredibilitas dan kepercayaan

Branding juga bertujuan untuk membangun citra perusahaan. Apabila suatu perusahaan memiliki citra yang bagus, produk atau jasa yang ditawarkan akan mudah dikenal dan diterima oleh target marketnya.

manfaat branding

 

Oleh karena itu, seperti pembahasan sebelumnya, pastikan kamu menawarkan produk (barang atau jasa) yang bersifat high quality. Jika konsumen merasa puas, tentu akan muncul citra positif yang berdampak baik terhadap kredibilitas atau kepercayaan konsumen terhadap brand.

 

4. Membagikan nilai perusahaan

Dengan branding, kamu juga bisa membagikan nilai perusahaan. Jika brand kamu sudah dikenal banyak orang, konsumen jadi lebih mudah untuk berhubungan dengan nilai perusahaan.

Misalnya, sepatu Toms, kualitas sepatunya memang sangat bagus. Tapi, brand ini juga terkenal karena mereka memberikan sumbangan sepasang sepatu kepada orang yang membutuhkan dari setiap sepatu yang terjual.

Brand ini menunjukkan bahwa mereka adalah sebuah bisnis dengan tim yang senang berbagi. Bisa jadi, ini sejalan dengan visi yang dimiliki pelanggan, yaitu ingin menjalankan bisnis sebagai sesuatu yang bermanfaat bagi lingkungan sekitar, tak semata-mata untuk mencari profit.

 

5. Memimpin persaingan

Apabila sebuah brand sudah dikenal oleh masyarakat, maka produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan akan mudah dikenal karena konsumen sudah familiar.

Mungkin akan suit untuk melawan kompetitor yang sudah memiliki target pasar yang besar. Namun, dengan brand yang unik dan branding yang tepat, kamu dapat menarik perhatian pelanggan.

 

6. Meningkatkan brand equity

Brand equity adalah nilai lebih yang dimiliki perusahaan dibandingkan kompetitor. Pencitraan yang konsisten dibarengi dengan strategi yang tepat dapat mengarah pada brand equity yang kuat, artinya ini bisa menambah nilai produk atau layanan yang kamu tawarkan.

Strong brand equity memungkinkan konsumen tetap memilih produk kamu meskipun harganya lebih mahal dibandingkan kompetitor. Misalnya, Coca Cola dibandingkan dengan coke lainnya, pelanggan akan lebih memilih coca cola meskipun harganya lebih mahal dibandingkan coke yang lain.

Konsumen akan menganggap bahwa harga yang mereka bayarkan sesuai dengan apa yang mereka dapatkan dari produk tersebut. Coca cola bukan hanya sukses melakukan branding, tapi juga mampu mempertahankannya dengan baik.

 

7. Menciptakan hubungan emosional dengan pelanggan

Dengan membangun hubungan emosional, pelanggan merasa lebih terhubung dan terikat dengan brand milikmu. Mereka akan merasa bahwa brand tersebut dapat memahami kebutuhan, harapan, bahkan menjadi produk yang mampu menyelesaikan masalah mereka.

Itulah pembahasan tentang branding mulai dari pengertian, unsur-unsur, dan manfaatnya. Ternyata, branding merupakan hal penting yang membuat sebuah perusahaan memiliki citra dan reputasi baik di mata pelanggan serta masyarakat luas.

Bagi perusahaan, membangun sebuah brand-nya hingga dikenal oleh banyak orang tentu memerlukan waktu dan usaha yang konsisten.

Ikuti kelas: Merancang Desain Grafis untuk Kebutuhan Branding


Bagi kamu yang tertarik untuk membangun dan mengembangkan brand, Skill Academy punya kelas yang siap membantu kamu. Di kelas-kelas ini, kamu akan diajar oleh instruktur yang berpengalaman di bidangnya. Klik banner berikut untuk lihat detail dan beli kelasnya!

SKill Academy - CTA

Referensi: 

Oberlo. ‘What is Branding in Marketing?’ [daring]. Tautan: https://id.oberlo.com/ecommerce-wiki/branding (Diakses 26 & 27 Juli 2022)
Zhasa, Medono. 2022. ‘8 Benefits of Branding that You Must Know About’ [daring]. Tautan: https://www.simplilearn.com/benefits-of-branding-article (Diakses 27 Juli 2022)
Cass, Jacob. 2020. ‘The 7 Types of Branding & How To Leverage Them for Growth’ [daring]. Tautan: https://justcreative.com/7-types-of-branding (Diakses 26 & 27 Juli 2022)
Kramer, Lindsay. 2021. ‘The 8 Elements of Branding’ [daring]. Tautan: https://99designs.com/blog/logo-branding/elements-of-branding/ (Diakses 27 Juli 2022)
Williams, John. ‘The Basics of Branding’ [daring]. Tautan: https://www.entrepreneur.com/article/77408 (Diakses 27 Juli 2022)

Sumber foto:

Foto orang memegang pengeras suara. By Kroshka__Nastya. Tautan: https://www.freepik.com/photos/woman-megaphone
Foto palet warna, by Mika Baumeister. Tautan: https://unsplash.com/photos/NSI6XtbabNw

Artikel ini telah diperbarui oleh Intan Aulia Husnunnisa pada tanggal 10 Februari 2023. 

 

Devi Lianovanda