13 Alasan Resign yang Baik dan Masuk Akal agar Tetap Profesional

13 Alasan Resign yang Baik dan Masuk Akal agar Tetap Profesional - Skill Academy

Ingin mengundurkan diri dari pekerjaan (resign)? Gunakan 13 alasan resign berikut ini agar tetap profesional!

Resign adalah mengundurkan diri dari pekerjaan secara sukarela. Ada banyak alasan seseorang mengundurkan diri dari suatu pekerjaan, mulai dari ingin melanjutkan pendidikan, masalah gaji, karier yang stuck dan tidak berkembang, hingga lingkungan kerja yang toxic.

Apa pun alasan kamu mengajukan resign, pengunduran diri kerja harus tetap dilakukan dengan baik dan sopan. Kamu bisa membaca artikel Cara Resign yang Baik, Lengkap dengan Contoh Surat Pengunduran Diri untuk tahu lebih lengkapnya.

Saat mengajukan resign, atasan atau HRD tentu akan menanyakan alasanmu. Agar tetap profesional, kamu perlu mempersiapkan alasan yang baik dan masuk akal agar dapat diterima dengan baik juga oleh perusahaan. Berikut adalah contoh alasan resign yang baik dan masuk akal yang bisa jadi referensi. Apa saja? Yuk, simak!

 

1. Mendapatkan penawaran yang lebih baik

Mendapat tawaran pekerjaan yang lebih baik menjadi salah satu alasan berhenti kerja yang paling umum digunakan. Saat bekerja, kita bisa saja mendapatkan tawaran dari perusahaan lain dengan penawran yang lebih menarik, seperti gaji yang lebih besar, jenjang karier yang jelas, atau benefit dan fasilitas lain yang lebih oke.

alasan resign yang baik

ilustrasi mendapat tawaran dari perusahaan lain (unsplash.com)

Apabila kamu mendapat tawaran seperti ini dan berniat untuk resign dari tempat kerjamu yang sekarang, sampaikan alasan bahwa kamu sudah mendapat tawaran dari perusahaan lain. Jika perusahaan yang sekarang sangat membutuhkanmu, mereka bisa memberikan penawaran yang lebih menarik lagi agar kamu tidak pindah ke perusahaan lain, lho. Mereka bisa menawarkan untuk memberikan kenaikan gaji atau jabatan.

 

2. Gaji yang tidak sesuai

Gaji yang tidak sesuai dengan beban kerja yang diberikan juga bisa menjadi alasan kamu mengajukan resign. Sebelum mengundurkan diri, kamu bisa meminta kenaikan gaji secara sopan dan profesional kepada atasan dan HRD. Namun, jika sudah mencoba minta kenaikan gaji dan nggak berhasil, mungkin kamu bisa mengambil langkah mundur dan mencari peluang yang lebih baik di tempat lain.

alasan resign yang masuk akal

ilustrasi menghitung gaji (pexels.com)

Dilansir dari Indeed, 49% pekerja mencari pekerjaan baru untuk mendapatkan uang (gaji) lebih banyak. Jadi, kalau kamu merasa gaji yang sekarang kurang sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan dan tidak bisa menegosiasikan kenaikan gaji, alasan ini bisa kamu gunakan saat mengajukan resign.

Ikuti kelas: Ingin Sukses Berkarier? Ini Tips dari Ahlinya!

 

3. Ingin mengubah karier (career switching)

Ada kalanya kamu merasa pekerjaan yang sekarang ini membuatmu jenuh atau tidak cocok. Bisa jadi disebabkan oleh ketidaksesuaian dengan latar belakang pendidikan atau dengan minatmu.

Meski merasa jenuh atau tidak cocok, jangan terburu-buru untuk mengajukan resign, ya! Coba ambil waktu beberapa hari untuk cuti dan recharge energi sambil memikirkan keputusan yang tepat.

Kamu juga bisa mencoba untuk berdiskusi dengan atasan atau HRD karena mungkin saja ada kesempatan bagi kamu untuk pindah ke divisi yang kamu inginkan. Namun, jika memang tidak ada jalan keluarnya, kamu bisa menggunakan perubahan karier sebagai alasan resign yang tepat.

 

4. Komitmen hubungan pribadi

Komitmen atas hubungan pribadi juga bisa menjadi alasan resign yang masuk akal. Misalnya, kamu sudah menikah dan punya anak, lalu memutuskan untuk fokus menjadi ibu rumah tangga sehingga memutuskan untuk berhenti bekerja.

resign karena komitmen hubungan

ilustrasi perempuan berkeluarga (pexels.com)

Kalau kondisimu memang demikian, tidak perlu ragu mengajukan resign dengan alasan tersebut. Umumnya, perusahaan akan menghargai dan memahami keputusan yang sudah kamu buat.

 

5. Alasan kesehatan

Kondisi kesehatan yang kurang baik membuat performa dalam bekerja jadi menurun, baik kesehatan fisik maupun mental. Jika kamu mengalami gangguan kesehatan yang menyebabkan sulit bekerja atau tidak bisa bekerja kembali, jangan ragu mengajukan resign dengan alasan ini. Selain itu, jika pekerjaanmu mengganggu kesehatan fisik dan mental, kamu juga bisa mengajukan resign karena kesehatanmu adalah yang terpenting.

Tidak hanya itu, jika kamu merawat anggota keluarga (orang tua, saudara, pasangan) yang sakit dan membutuhkan perawatan khusus, kamu juga bisa mengajukan resign dengan alasan ini.

Baca juga: Kesehatan Mental Penting untuk Dijaga, Berikut Tipsnya!

 

6. Merasa tidak berkembang

Apakah kamu pernah merasa tidak bisa berkembang dalam pekerjaanmu? Bisa jadi kamu sudah terlalu lama melakukan pekerjaan yang sama sehingga merasa tidak ada sesuatu yang baru untuk dipelajari. Kamu pun merasa butuh pengalaman dan tantangan kerja yang baru.

Merasa tidak berkembang dan butuh tantangan baru bisa menjadi alasan resign yang masuk akal. Ini menunjukkan bahwa kamu ingin belajar dan berkembang agar menjadi lebih baik meskipun bukan di perusahaan tersebut.

 

7. Melanjutkan pendidikan

Alasan resign yang baik dan masuk akal selanjutnya adalah melanjutkan pendidikan. Bagi sebagian orang, melanjutkan pendidikan hingga mendapat gelar yang diimpikan merupakan hal penting. Dengan pendidikan yang baik, kamu juga bisa mendapat karier yang lebih baik.

alasan resign yang masuk akal

ilustrasi memiliki pendidikan tinggi (freepik.com)

Meski begitu, tidak semua orang bisa menjalani kuliah sambil bekerja. Jika kamu ingin fokus menyelesaikan kuliah dengan baik, kamu bisa mengajukan resign atau mencari pekerjaan baru yang lebih fleksibel dan bisa disesuaikan dengan jadwal kuliah, seperti kerja part-time atau menjadi freelancer.

 

8. Work-life balance yang kurang baik

Beberapa perusahaan mempunyai jam kerja yang buruk dan membuat karyawannya sering lembur atau bekerja dalam waktu yang panjang. Hal ini membuat karyawan memiliki sedikit waktu untuk melakukan hal lain di luar pekerjaan, seperti keluarga, diri sendiri, hobi, istirahat, dan lainnya.

Banyak karyawan yang mengundurkan diri dari pekerjaannya karena tidak mendapat work-life balance. Dilansir dari Indeed, sebanyak 26% karyawan mencari pekerjaan baru karena alasan work-life balance. Apabila kamu merasa tidak mendapatkan keseimbangan kerja dan kehidupan pribadi, ini bisa menjadi alasan resign yang masuk akal. Perusahaan yang baik akan memahami alasan ini dan mencoba memperbaiki budaya kerjanya.

Baca juga:7 Cara Mencapai Work-life Balance agar Hidup Lebih Menyenangkan!

 

9. Pindah domisili/tempat tinggal

Pindah domisili atau tempat tinggal juga bisa jadi salah satu alasan resign yang masuk akal, apalagi jika pindahnya jauh dari tempat kerja. Contohnya adalah saat ini kamu bekerja di Jakarta dan keluargamu pindah ke Bali. Jakarta-Bali tentu jauh. Akan tetapi, sebelum mengajukan resign, cobalah untuk bertanya dulu ke atasan atau HRD apakah kamu bisa kerja secara remote dari rumah (WFH). Jika bisa, kamu bisa tetap bekerja di perusahaan saat ini, tapi jika tidak, resign adalah pilihan yang bisa kamu ambil.

 

10. Memulai usaha atau bisnis sendiri

Alasan resign selanjutnya adalah memulai usaha atau bisnis sendiri. Tidak sedikit pekerja yang setelah memiliki modal yang cukup, akhirnya memutuskan untuk resign dan menjadi wiraswasta. Apakah kamu juga berencana demikian?

alasan resign untuk memulai usaha

ilustrasi seseorang membuka usaha (freepik.com)

Jika kamu memiliki keinginan untuk memulai bisnismu sendiri, ini bisa menjadi alasan resign yang tepat. Perusahaan akan menerima dan menghargai keputusan yang kamu ambil untuk mengembangkan potensi dan bisnismu sendiri.

 

11. Tidak ada jenjang karier yang jelas

Selain gaji, jenjang karier yang tidak pasti juga bisa jadi alasan berhenti kerja yang masuk akal. Misalnya, kamu sudah bekerja di perusahaan sekarang selama bertahun-tahun, tapi tidak ada promosi jabatan dan kamu ada di posisi yang sama terus-menerus, apalagi jika sebelumnya perusahaan pernah menjanjikan kenaikan jabatan, namun tidak kunjung terealisasi.

Kamu berhak untuk mendapatkan jenjang karier yang lebih baik di perusahaan lain. Oleh karena itu, mengajukan resign dengan alasan tidak ada jenjang karier merupakan alasan yang masuk akal.

Baca juga: Masih Bingung Menentukan Arah Karier? Ini Cara Menyusun Career Plan!

 

12. Tidak cocok dengan budaya/ lingkungan kerja

Setiap perusahaan punya budaya dan lingkungan kerja yang berbeda-beda. Budaya kerja ini bisa cocok atau tidak cocok denganmu. Budaya kerja yang baik dan sehat bisa mendorong kamu untuk lebih produktif, suasana kerja yang menyenangkan, komunikasi yang terbuka ke segala arah, dan teamwork yang baik. Namun, jika budaya kerja di perusahaan saat ini dirasa kurang sehat dan kurang sesuai denganmu, kamu bisa mengajukan resign dengan menggunakan alasan ini.

Untuk menghindari resign karena alasan serupa, kamu bisa melakukan riset lebih mendalam tentang budaya perusahaan yang akan kamu lamar nantinya. Hal ini dilakukan agar kamu bisa menemukan perusahaan dengan budaya dan lingkungan kerja yang cocok dan bisa membantumu berkembang. Kamu bisa bertanya kepada teman atau membaca review perusahaan yang ada di berbagai situs lowongan kerja.

 

13. Lingkungan kerja yang toxic

Bekerja di lingkungan kerja yang toxic tentu tidak menyenangkan dan membuat kamu kurang produktif. Toxic workplace dapat disebabkan oleh rekan kerja, atasan yang terlalu bossy, atau jam kerja yang terlalu panjang.

alasan berhenti kerja dari toxic workplace

ilustrasi stres (unsplash.com)

Berlama-lama dalam lingkungan kerja yang toxic dapat mengganggu kesehatan fisik dan juga mentalmu. Oleh karena itu, ingin keluar dari lingkungan toxic bisa menjadi alasan resign yang masuk akal. Kamu berhak untuk mendapat lingkungan kerja yang lebih sehat di tempat lain.

Nah, itulah 13 alasan resign yang baik dan bisa kamu gunakan saat akan mengajukan pengunduran diri kerja. Beberapa alasan resign di atas hanya merupakan sebagian contoh. Jika kamu memiliki alasan resign yang lain, kamu dapat menyampaikan kepada atasan atau HRD.

Meskipun kamu ingin mengajukan resign, jangan terburu-buru dalam mengambil keputusan, ya! Pastikan kamu sudah menemukan pekerjaan baru atau tahu apa yang akan kamu lakukan kedepannya setelah resign. Selain itu, jangan mengajukan resign secara mendadak, ajukan dengan sopan dan sesuai aturan agar perusahaan masih memiliki waktu untuk mencari pengganti untuk posisi yang kamu tinggalkan.

Skill Academy memiliki ratusan kelas bersertifikat yang siap menemanimu meningkatkan skill untuk mendapatkan pekerjaan impian. Klik banner berikut untuk dapat tips sukses melamar kerja dari Iman Usman!

[IDN] CTA Blog - Kelas Sukses Melamar Kerja - Skill Academy

Referensi:

Doyle, Alison. 2021. ‘Top 10 Good Reasons to Quit Your Job’ [daring]. Tautan: https://www.thebalancecareers.com/top-good-reasons-to-quit-your-job-2061010

Simpson, Mike. 2022. ‘20 Good Reasons For Leaving a Job (Examples for Application Included’ [daring]. Tautan: https://theinterviewguys.com/10-good-reasons-for-leaving-a-job/

Indeed Editorial Team. 2021. ‘Q&A: Should I Quit My Job? 10 Acceptable Reasons to Resign’ [daring]. Tautan: https://www.indeed.com/career-advice/career-development/should-i-quit-my-job

(Diakses pada: 27 & 20 Mei 2022).

 

Sumber foto:

Foto dua orang berjabat tangan, by Sebastian Herrmann. Tautan: https://unsplash.com/photos/NbtIDoFKGO8

Foto uang dan kalkulator, by Karolina Grabowska. Tautan: https://www.pexels.com/photo/crop-faceless-person-with-cash-and-calculator-app-on-smartphone-4386292/

Foto seorang ibu dan anak, by Luliyan Metodiev. Tautan: https://www.pexels.com/photo/woman-holding-baby-while-blowing-dandelion-2224959/

Foto orang menggunakan toga, by Azerbaijan_Stockers. Tautan: https://www.freepik.com/free-photo/fresh-graduate-with-diploma-posing-white-background_13820483.htm?query=fresh%20graduate

Foto fashion designer, by tirachardz. Tautan: https://www.freepik.com/free-photo/professional-beautiful-asian-female-fashion-designer-working-measuring-dress-mannequin-clothing_3441228.htm#query=fashion%20business&position=11&from_view=search

Foto seseorang sedang memegangi kepala karena stress, by Ahmad Gunnaivi. Tautan: https://unsplash.com/photos/OupUvbC_TEY

Devi Lianovanda