Mengenal Storytelling dalam Dunia Marketing

storytelling adalah

Artikel ini membahas mengenai storytelling dalam marketing. Mulai dari pengertian, manfaat, elemen pentingnya, dan proses storytelling!

Pernahkah kamu menonton iklan yang berbentuk sebuah cerita dan merasa terharu? Atau merasa bahwa tokoh pada iklan tersebut memiliki pengalaman yang sama dengan mu? Jika iya, maka iklan tersebut mungkin menerapkan storytelling dalam strategi marketing mereka. Misalnya, iklan-iklan Thailand yang bisa membuat penonton betah melihat iklannya sampai selesai karena alur cerita yang menarik. Tapi apa itu storytelling, dan bagaimana peranannya di dalam aktivitas marketing? Bagi kamu yang penasaran, yuk mari kita cari tahu!

Apa itu storytelling marketing?

Storytelling adalah proses penggunaan fakta yang diceritakan untuk mengkomunikasikan sesuatu. Beberapa cerita mengabungkan fakta dan dibumbui hal-hal yang bersifat imajinatif untuk membuatnya menjadi lebih menarik. Sedangkan dikutip dari askattest.com, storytelling marketing adalah menggunakan cerita untuk mengkomunikasikan pesan dengan tujuan untuk membuat pelanggan merasakan sesuatu dari cerita tersebut, sehingga mempengaruhi tindakan mereka. Sederhananya, storytelling adalah suatu aktivitas atau kegiatan menyampaikan sebuah cerita.

Baik atau buruknya suatu cerita merupakan sesuatu yang relatif, tergantung pendapat pembaca. Namun, dilansir dari Hubspot.com, cerita yang baik adalah cerita yang menghibur, mengedukasi, dapat dipercaya, relatable, terorganisir, dan mudah diingat atau memorable.

Pada penerapannya, storytelling marketing dapat ditemukan dengan berbagai bentuk seperti iklan dan konten (video, foto, caption) di media sosial. Selain itu, jenis marketing ini juga memiliki beberapa tipe sebagai berikut.

1. Brand Stories

Menggunakan cerita untuk menghubungkan brand dengan pelanggan. Cerita yang digunakan bertujuan untuk membagikan nilai-nilai yang ada pada brand kepada pelanggan. Sehingga dapat membuat mereka tertarik dan percaya. Misalnya, sebuah iklan mie instan yang menayangkan sejarah brand mereka, mulai dari awal mereka terbentuk hingga bisa dikenali di seluruh penjuru negeri.

2. Product or Service Stories

Membuat cerita mengenai suatu produk atau jasa agar pelanggan mudah untuk mengenali produk atau jasa tersebut. Pada penerapannya, jenis storytelling ini menghadirkan cerita berupa alasan perusahaan membuat sebuah produk, perjuangan unik yang mereka hadapi, dan perubahan yang telah terjadi pada kehidupan pelanggan mereka. Misalnya, cerita mengenai sebuah keluarga yang setia menggunakan suatu produk dari generasi ke generasi. Cerita tersebut ingin menunjukkan bahwa produk tersebut memiliki kualitas yang bagus sehingga dipercaya dalam waktu yang lama.

3. Customer Stories

Berbeda dengan 2 bentuk sebelumnya, customer stories berisi kisah atau testimoni dari pelanggan selama mereka menggunakan produk dan dampaknya terhadap kehidupan mereka. Misalnya, konten media sosial yang menunjukkan beberapa foto dari para pelanggan dan disertai dengan cerita inspiratif mereka selama menggunakan produk tersebut.

– Untuk lebih memahami storytelling marketing, kamu bisa belajar di kelas Skill Academy! Di kelas ini, kamu akan belajar cara memelihara interaksi dengan konsumen, membangun pilar konten, dan tipe-tipe konten media sosial yang bisa diaplikasikan dengan teknik storytelling. Klik banner berikut untuk kepoin dan ikut kelasnya!–

[IDN] CTA Blog - Kelas Storytelling - Skill Academy

Manfaat storytelling dalam marketing

Berikut merupakan beberapa manfaat menerapkan teknik storytelling dalam aktivitas pemasaran:

1. Mengembangkan hubungan yang lebih dalam dengan pelanggan

Menurut Kimberly Whitler yang dikutip dari Forbes, bercerita memungkinkan penjual dapat mengembangkan koneksi dengan audiens lebih dalam. Menurutnya bercerita adalah pengalaman dasar manusia yang menyatukan orang dan mendorong koneksi dengan lebih kuat. Salah satu penggunaan cerita dalam strategi marketing yaitu menambahkan elemen manusia ke dalam konten yang dibuat. Elemen tersebut dapat berbentuk emosi dalam sebuah cerita.

 

Menceritakan kisah emosional dengan karakter yang tepat ternyata dapat meningkatkan kadar oksitosin di otak. Hasilnya adalah perasaan empati. Dengan mendapatkan empati dari pelanggan, membuat mereka peduli terhadap apa yang ingin kamu capai dengan brand atau produk mu. Kisah-kisah yang sesuai dengan pengalaman mereka merupakan salah satu contoh dari penerapan storytelling pada marketing.

2. Meningkatkan loyalitas pada pelanggan

Loyalitas dari pelanggan bukan sesuatu yang bisa didapatkan dengan mudah. Langkah awal yang perlu kamu lakukan adalah dengan membuat mereka mau kembali untuk membeli produk mu. Tentu saja hal ini bergantung pada kualitas produk. Selanjutnya yaitu dengan membagikan cerita yang menyentuh dan narasi yang unik. Hal ini dapat meningkatkan kepercayaan mereka, sehingga para pelanggan ini merasa brand/produk dari bisnis mu menjadi pilihan pertama.

3. Membantu membuat brand/produk lebih menonjol

Terlepas dari faktor bisnis lainya seperti produk atau strategi promosi, ada satu hal yang paling efektif membuat brand menjadi lebih menonjol dari kompetitor. Yap, yaitu kisah-kisah yang dibagikan kepada pelanggan.

manfaat storytelling marketing

Storytelling memungkinkan kamu berkomunikasi lebih dari apa yang telah dilakukan. Hal ini membantu kamu menunjukkan kepada orang-orang apa yang ingin kamu berikan kepada mereka. Ketika kamu membagikan nilai-nilai yang kamu yakini, akan mempermudah pelanggan untuk menyelaraskan diri dengan brand/produk mu. Sehingga brand/produk mu semakin mudah untuk dikenali.

Elemen penting dalam storytelling marketing

Berikut ini merupakan beberapa elemen penting dalam penggunaan teknik storytelling:

1. Personalisasi

Dikutip dari salesforce.com, personalisasi adalah aktivitas menyesuaikan pengalaman atau komunikasi berdasarkan informasi yang telah dipelajari mengenai seseorang atau kelompok (pelanggan). Personalisasi membantu kamu mendapatkan wawasan tentang preferensi dan niat dari pelanggan melalui data, sehingga kamu dapat menawarkan mereka pengalaman yang sesuai.

Pelanggan saat ini tertarik pada brand yang mendengarkan, memahaminya, dan memperhatikan keinginan mereka. Ketika kamu membagikan cerita yang sesuai dengan pengalaman pelanggan mu, maka mereka akan merasa dekat dengan brand atau produk yang ditawarkan. Contohnya, brand ojek online yang membagikan cerita mengenai bagaimana mereka memberikan solusi dari masalah pelanggan yang kesulitan mendapatkan transportasi pada saat tertentu.

Pengalaman dari pelanggan yang mereka targetkan adalah kesulitan dalam mendapatkan transportasi. Hal ini lah yang mereka tawarkan kepada pelanggannya. Narasi yang dibuat pun bisa dari berbagai sisi seperti dari sisi driver ojek atau pelanggan.

2. Emosi

Yap, kamu mungkin akan menyetujui bahwa setiap cerita yang bagus pasti memiliki unsur emosi di dalamnya. Penggunaan emosi akan memengaruhi sisi emosional audiens, menumbuhkan empati dan berdampak pada keputusan yang akan dibuat oleh pelanggan. Pada penerapannya kamu bisa terlebih dahulu mengidentifikasi dan memilih kata-kata yang bisa menghidupkan cerita.

Namun dalam marketing, kamu harus dapat mengenali pelanggan dengan baik. Misalnya kebutuhan emosional apa yang bisa dipenuhi oleh produk? Apakah kebutuhan akan petualangan, kepemilikan, kenyamanan, atau kekaguman? Jika kamu telah menentukannya, maka selanjutnya memasukkan kebutuhan emosi tersebut kedalam konten yang ingin kamu bagikan. Contohnya Nike yang mengembangkan slogan” Just do it” menjadi kisah-kisah yang dapat memotivasi.

Baca juga: Belajar Copywriting, Seni Merangkai Kata untuk Tingkatkan Penjualan

3. Data pendukung

Setelah memiliki hal-hal yang perlu untuk membuat cerita menjadi menarik, selanjutnya menambahkan data pendukung untuk menguatkan pesan yang ingin kamu sampaikan dalam cerita tersebut. Data ini biasanya berasal dari riset yang kamu lakukan. Khususnya mengenai pelanggan. Fakta-fakta yang berasal dari pengalaman pelanggan atau hasil survei yang kamu lakukan bisa menjadi data pendukung dalam ceritamu. Tentunya hal ini tidak dimasukkan secara kasar, kamu perlu menyesuaikan data tersebut dengan kebutuhan dari cerita dan kecocokannya dengan pelanggan.

Proses storytelling

Jika kamu tertarik untuk menerapkan teknik storytelling marketing, berikut merupakan beberapa prosesnya:

1. Ketahui siapa audiensmu

Dalam melakukan storytelling, tentu kamu ingin membuat cerita yang berkesan dan menarik bagi, terutama untuk target konsumen yang menjadi sasaran bisnis. Oleh karena itu, kamu harus tahu siapa yang akan mendengarkan atau membaca ceritamu. Sebelum mulai menulis cerita, kamu perlu melakukan riset tentang target audiens dan menentukan buyer persona. Dengan mengenal siapa yang akan menjadi target audiens, kamu dapat membuat cerita dengan alur dan bahasa yang tepat.

2. Tentukan pesan inti yang ingin disampaikan

Selanjutnya adalah menentukan pesan inti dari cerita yang kamu bagikan. Pesan apa yang sebenarnya ingin kamu sampaikan kepada audiens? Apakah kualitas produk, nilai brand, atau hal lainnya? Baik itu cerita panjang atau pendek, kamu harus bisa menentukan inti pesan yang jelas agar dapat diterima dengan baik oleh audiens.

3. Tentukan media bercerita

Setelah menentukan inti pesan, selanjutnya adalah memilih media untuk bercerita. Kamu bisa melakukan storytelling marketing dalam bentuk tulisan (artikel, buku, unggahan blog), diceritakan secara live (presentasi, pitching), atau dalam bentuk audio seperti podcast.

storytelling melalui podcast
Melakukan storytelling melalui podcast. (Sumber: Unsplash.com)

Kamu juga bisa memanfaatkan media digital dengan konten yang beragam seperti video, animasi, games, dan lainnya.

4. Tentukan Call to Action (CTA)

Call to action atau CTA adalah gambar atau tulisan yang mendorong audiens untuk melakukan tindakan sesuai yang kamu harapkan. Jadi, setelah mendengarkan atau membaca cerita yang kamu bagikan, audiens tahu hal apa yang harus mereka lakukan selanjutnya. Misalnya, berlangganan, mengunduh aplikasi, melakukan donasi, membagikan unggahan, atau tindakan lainnya.

Penting untuk membuat CTA dengan kalimat yang persuasif agar menarik audiens untuk melakukan tindakan.

5. Tulis cerita dan bagikan!

Setelah membuat perencanaan cerita mulai dari pesan inti, media, dan CTA, sekarang kamu bisa mulai menulis dan merangkai alur cerita. Proses menulis bisa menjadi sesuatu yang menyenangkan, tapi juga sulit untuk dilakukan. Dalam membuat storytelling,  mungkin kamu bisa mengalami writer’s block, tetapi ini hal yang wajar. Kamu bisa baca Cara Mengatasi Writer’s Block untuk membantu kamu mengatasinya.

orang menulis
Foto orang sedang menulis. (Sumber: Freepik.com)

Apabila tulisan kamu sudah selesai, jangan lupa untuk membagikan dan mempromosikan ceritamu dengan media yang sesuai. Kamu bisa memanfaatkan media sosial yang sesuai dengan target audiens agar cerita bisa sampai ke pembaca atau pendengar yang tepat.

— 

Itulah penjelasan mengenai storytelling marketing. Bagi kamu yang ingin memperdalam kemampuan storytelling atau yang lainnya, Skill Academy punya kelasnya! Kamu akan belajar langsung dengan instruktur yang kompeten dan berpengalaman. Dengan video belajar yang menarik dan bisa dipelajari kapan saja di mana saja, memudahkan kamu dalam belajar atau meningkatkan keterampilan. Klik banner berikut ini dan tingkatkan kemampuan terbaikmu bersama Skill Academy!

[IDN] CTA Blog - Kelas Storytelling - Skill AcademyReferensi:

Booker, Bel. (2019). 12 Top Storytelling Marketing Examples: How Brands Tell Stories. https://www.askattest.com/blog/articles/12-top-storytelling-marketing-examples [Daring] (Diakses 24 Agustus 2021)

Stein, Adriana. (2020). The Importance of Storytelling in Marketing. https://medium.com/an-idea/the-importance-of-storytelling-in-marketing-fc8bf0018b54 [Daring] (Diakses 25 Agustus 2021)

Storysoft.io (2019). Types of Stories Brands Can Tell: The Ultimate List. https://storysoft.io/types-of-stories-brands-can-tell/#brandstory [Daring] (Diakses 25 Agustus 2021)

Whitler, Kimberly. (2018). 3 Reasons Why Storytelling Should Be A Priority For Marketers. https://www.forbes.com/sites/kimberlywhitler/2018/07/14/3-reasons-why-storytelling-should-be-a-priority-for-marketers/?sh=6c9186e56758 [Daring] (Diakses 24 Agustus 2021)

Decker, Allie. 2022. ‘The Ultimate Guide to Storytelling’ [daring]. Tautan: https://blog.hubspot.com/marketing/storytelling (Diakses 22 Agustus 2022)

 

Sumber foto:

Foto orang menulis, by cookie_studio. Tautan: https://www.freepik.com/free-photo/i-can-handle-multi-tasks-cropped-shot-successful-girl-typing-keyboard-making-notes-while-looking-computer-screen-studying-new-business-graphic-there-is-no-time-rest_8357894.htm#query=writing&position=33&from_view=search 

Foto orang sedang merekam podcast, by CoWomen. Tautan: https://unsplash.com/photos/UUPpu2sYV6E

Gulman Azkiya