Apa itu Gaya Hidup Minimalis? Definisi, Manfaat, dan 7 Tips Memulainya

gaya hidup minimalis

Gaya hidup minimalis atau minimalism ternyata punya banyak manfaat, lho. Yuk, kita ulik tentang minimalism dan cara memulainya!

Hidup minimalis (minimalism) sudah menjadi tren beberapa tahun terakhir. Beberapa selebriti juga mulai menerapkan gaya hidup yang satu ini. Contohnya Raditya Dika, Cinta Laura, dan Amanda Manopo.

Tren hidup minimalis memang bukan hal baru, awalnya konsep minimalis terkenal di bidang seni dan arsitektur, namun lambat laun melebar menjadi gaya hidup.

Tertarik mencoba gaya hidup yang satu ini? Yuk, cari tahu dulu apa, sih sebenarnya hidup minimalis (minimalism) itu? Apa manfaatnya dan bagaimana cara memulainya? Mari kita bahas!

Minimalism itu apa, sih?

Dilansir dari Break The Twitch, minimalism adalah gaya hidup yang berfokus untuk meminimalkan gangguan yang bisa menghalangi kamu melakukan hal-hal yang sebenarnya penting.

Menurut Joshua Becker, penulis buku Becoming Minimalist, minimalism adalah memiliki hal-hal yang membuat kamu bahagia, dan menghilangkan hal-hal yang tidak. Ini bisa dibilang seperti hidup sederhana. Kita hidup dengan hal-hal yang kita butuhkan, meskipun nggak banyak tapi berkualitas. Slogan yang terkenal banget dari konsep minimalis ini adalah less is more.

Kita, punya sesuatu yang sebenarnya nggak terlalu dibutuhkan, tapi nggak kita buang. Contoh sederhananya, kumpulan hasil screenshot di HP yang kita pikir “mungkin nanti bakal dipakai”, tapi kenyataannya dibuka lagi aja jarang apalagi dipakai. Akhirnya malah bikin penuh memori HP. Itu hal yang nggak terlalu penting, yang sebenarnya kalau dihapus, memori di HP kita bisa dipakai untuk menyimpan yang lebih penting. Atau kalau space memori masih banyak, HP kita jadi nggak gampang ngelag, misal.

Minimalis nggak terbatas di barang saja, ini bisa ke fesyen, media sosial, penggunaan gadget, dan internet. Karena itu ada juga istilah digital minimalism.

Gaya hidup minimalis sifatnya sangat personal, setiap orang yang menjalankannya punya penerapan yang berbeda-beda, karena pola pikir dan kebutuhan yang beda juga.

Manfaat gaya hidup minimalis (minimalism)

1. Lebih sehat secara finansial

Minimalism membantu kita lebih tahu mana kebutuhan dan mana keinginan. Keinginan manusia adalah hal yang nggak akan ada habisnya, sedangkan kebutuhan adalah sesuatu yang memang harus dipenuhi. Dengan tahu hal ini, kita akan membeli barang yang kita butuhkan aja.

Kalau perlu ya dibeli, kalau nggak perlu atau cuma lucu tapi nggak tahu fungsinya apa, nggak dibeli. Ini membantu kita mengurangi sifat konsumtif dan menghemat pengeluaran. Uang yang ada bisa dipakai untuk hal lain yang bikin kita lebih bahagia, misalnya untuk melakukan hobi. Atau untuk hal yang benar-benar penting seperti, tabungan pendidikan anak, asuransi kesehatan, tabungan pensiun, dan lainnya.

2. Hemat waktu dan energi

Minimalis berarti kita tidak berlebihan memiliki sesuatu. Misalnya, nggak punya banyak barang berlebih di rumah, artinya kita nggak perlu meluangkan banyak waktu dan energi untuk mengurus, merapikan, dan membersihkan semua barang yang ada, kan? Waktu dan energi yang kita punya bisa dipakai untuk hal yang lebih bermanfaat dan produktif. Misalnya, membaca, olahraga, istirahat, quality time, me time, dan lainnya.

3. Mengurangi stres

Melihat hidup orang lain dan membandingkan dengan milik kita nggak akan ada habisnya. Misalnya, temanmu selalu punya handphone keluaran terbaru tapi kamu nggak. Perasaan iri dan pengen bisa jadi muncul. Tapi dengan gaya hidup minimalis, kita bisa mengurangi rasa ingin memiliki yang bisa bikin stres.

manfaat hidup minimalis

Sebenarnya, kita bisa beli handphone terbaru juga, tapi kira-kira seberapa butuh, sih kita sama handphone baru itu? Apakah benar-benar butuh atau untuk mengikuti tren? Jangan sampai setelah beli malah jadi menyesal dan tambah stres.

Ikuti kelas: Teknik Mengelola Stress agar Kerja Tetap Produktif

4. Menambah space untuk hal penting

Menyortir barang-barang yang nggak terlalu penting bisa menambah space atau ruang untuk hal yang lebih penting. Contohnya, dengan membersihkan tumpukan barang di kamar, kamu jadi punya space untuk bergerak lebih bebas dan istirahat dengan nyaman. Atau membersihkan meja belajar/kerja dari barang-barang nggak penting bisa bikin kamu kerja di meja yang lebih luas dan nyaman. Kamu juga nggak terdistraksi dengan tumpukan barang yang ada dan jadi fokus dengan pekerjaan, dan contoh lainnya.

 

5. Berkesempatan untuk berbagi pada sesama

Dalam proses decluttering, kamu akan menemukan barang-barang yang memang sudah rusak dan tidak bisa dipakai, atau barang-barang yang masih bagus tapi nggak terpakai. Kalau yang rusak, bisa kamu buang. Tapi yang masih layak, bisa kamu sumbangkan kepada orang-orang yang lebih membutuhkan. Ini bisa menambah perasaan bahagia karena barang-barang yang menumpuk dan tidak terpakai di rumahmu, ternyata bisa jadi bermanfaat banget buat orang lain.

 

6. Baik untuk lingkungan

Orang-orang dengan gaya hidup minimalis, biasanya mementingkan kualitas dibanding kuantitas. Mereka akan membeli produk dengan kualitas terbaik dan bisa dipakai dalam waktu yang lama. Contohnya, beli baju yang timeless dan slow fashion. Harga baju fast fashion memang lebih murah, dan dibuat dari bahan dengan kualitas rendah sehingga lebih cepat rusak. Selain itu, fast fashion kurang ramah lingkungan. Dilansir dari Business Insider, limbah pewarna tekstil adalah pencemar air terbesar ke 2 di dunia.

Baca juga: Esensialisme: Membuat Pekerjaan Jadi Lebih Efektif

Tips memulai hidup minimalis

Ternyata, gaya hidup minimalis punya banyak manfaat, ya. Terus bagaimana cara memulainya? Berikut 7 cara yang bisa kamu coba!

1. Decluttering

Sederhananya, decluttering adalah memilah-milah barang. Mana yang masih bisa digunakan, mana yang jarang digunakan, mana yang sudah nggak bisa digunakan. Barang yang masih dapat dan sering digunakan bisa disimpan. Sedangkan barang yang sudah rusak dibuang, barang yang masih layak pakai tapi nggak dibutuhkan lagi bisa dijual atau disumbangkan. Intinya kita memilih mana yang mau disimpan dan mana yang mau disingkirkan.

Untuk mempermudah decluttering, kamu bisa pakai aturan 90/90. Apakah saya sudah menggunakan barang ini selama 90 hari terakhir? Atau, apakah saya akan menggunakan ini 90 hari ke depan? Kalau jawabannya nggak, berarti kamu nggak terlalu membutuhkan barang tersebut.

 

2. Merapikan rumah secara rutin

Untuk menjaga barang-barang tetap bersih, rapi, dan terawat, kamu harus merapikan rumah secara rutin. Ini juga bisa membantu kita memastikan kalau nggak ada penumpukan barang-barang yang nggak perlu. Kalau ada, kita bisa segera menguranginya.

bersih-bersih rumah

Aku ketika bersih-bersih rumah tanpa disuruh. (Sumber: Giphy.com)

3. Belanja sesuai kebutuhan

Minimalis beda sama pelit. Kita tetap bisa beli barang dan jasa apa saja sesuai kebutuhan dan memastikan kalau yang kita beli nggak akan berakhir sia-sia. Kadang, kita melihat barang yang packaging atau desainnya bagus dan tertarik untuk beli. Padahal, bisa jadi sebenarnya kita nggak butuh, kita nggak tahu fungsinya apa, dan kita nggak tahu itu akan dipakai atau tidak. Beli barang lucu boleh, tapi tetap perhatikan fungsionalnya juga, ya.

 

4. Utamakan kualitas daripada kuantitas

Agar barang bisa dipakai dalam jangka waktu yang lama, maka kita harus membeli produk dengan kualitas yang baik. Jadi kita nggak perlu melakukan pembelian berulang karena kualitas yang kita beli kurang dan jadi lebih cepat rusak, misalnya.

 

5. Kurangi ikatan emosi terhadap barang

Sebagian dari kita, kadang merasa punya ikatan emosi terhadap barang. Misalnya, boneka masa kecil, surat-surat lucu waktu kuliah dulu, dompet dari mantan, dan lainnya yang punya kenangan tersendiri. Ikatan emosi terhadap barang ini membuat kita jadi punya perasaan sayang untuk menyingkirkannya.

tips memulai hidup minimalis

Padahal, barang tersebut jarang dilihat, nggak dipakai lagi, dibiarkan menumpuk di gudang, tapi sayang untuk dibuang. Coba kurangi perasaan ‘sayang untuk dibuang’ terhadap barang, kalau barang-barang itu sebenarnya nggak esensial lagi, lebih baik dibuang atau disumbangkan aja biar nggak memenuhi ruang.

 

6. Mengatur isi lemari pakaian

Setiap mau keluar rumah, sering banget bingung mau pakai baju yang mana, saking banyaknya pilihan. Akhirnya yang dipakai baju itu lagi baju itu lagi, yang lainnya nggak dipakai. Coba rapikan dan atur kembali lemari pakaianmu, pilih baju yang kira-kira nggak akan kamu pakai lagi lalu singkirkan untuk dijual atau disumbangkan. Lemari yang teratur dan nggak terlalu banyak tumpukan baju, bikin kita jadi lebih gampang buat memilih hari ini mau pakai baju apa.

 

7. Terapkan prinsip mengganti, bukan menambah

Beli barang baru tentu saja boleh, apalagi kalau memang penting dan butuh. Tapi jangan sampai berlebihan dan menyebabkan penumpukan. Biar nggak menumpuk, kamu bisa menerapkan prinsip ganti bukan menambah. Misalnya, mau beli sepatu lari baru. Di rumah, kamu sudah punya 2 pasang dan yang satunya sudah jarang dipakai. Kalau kamu mau beli sepatu baru, maka sepatu yang jarang dipakai itu lebih baik disingkirkan dulu, ya biar nggak numpuk.

Baca juga: Cara Masuk Flow State: Sebuah Zona untuk Bahagia dan Produktif

Minimalis beda dengan pelit

Hidup minimalis bukan berarti pelit, ya, bukan berarti kamu nggak bisa beli apa yang kamu suka. Bukan soal mahal atau murah, tapi tentang menyimpan apa yang esensial menurut kita dan membuang yang nggak esensial. Hidup minimalis bukan berarti hidup dalam keterbatasan, tapi hidup dalam kesadaran. Sadar apa yang penting, apa yang bikin kita bahagia, dan apa yang bernilai buat kita. Kalau dirasa ada hal yang nggak penting dan malah merugikan, singkirkan dan ganti dengan sesuatu yang lebih bermanfaat

Itu dia pembahasan tentang gaya hidup minimalis (minimalism), mulai dari definisi, manfaat dan tips untuk memulainya. Semoga bermanfaat ya buat kamu. Oh iya, kamu bisa belajar banyak tentang pengembangan diri dengan ikut kelas di Skill Academy. Pilihan kelasnya ada banyak banget. Instruktur yang kompeten dan video belajar yang asik bikin belajar jadi lebih maksimal. Langsung kepoin kelas-kelasnya aja, lagi banyak promo menarik!

SKill Academy - CTA

Referensi:

Ongaro, Anthony. What is Minimalism? A Practical Guide to a Minimalist Lifestyle [daring]. Tautan: https://www.breakthetwitch.com/minimalism/ (Diakses pada: 29 November 2021)

Jeon, Hannah. 2020. Minimalist Living: Essential Tips For Living With Less [daring[. Tautan: https://www.goodhousekeeping.com/home/decorating-ideas/a32824185/minimalist-living/ (Diakses pada: 29 November 2021)

KY Counseling Center. 2020. Minimalist Lifestyle Benefits: There’s More With Less [daring]. Tautan: https://kentuckycounselingcenter.com/5-minimalist-lifestyle-benefits/ (Diakses pada: 29 November 2021)

Rinkesh. Super Easy Ways to Begin Living a Minimalist Lifestyle [daring]. Tautan: https://www.conserve-energy-future.com/super-easy-ways-begin-living-minimalist-lifestyle.php (Diakses pada: 29 November 2021)

Melissa. What is Minimalism? Plus 8 Things it’s NOT [daring]. Tautan: https://simplelionheartlife.com/what-is-minimalism/ (Diakses pada: 29 November 2021)

Devi Lianovanda