Mengenal Content Marketing dan Pentingnya Bagi Sebuah Bisnis
Content marketing itu apa, sih? Yuk, cari tahu definisi, pentingnya content marketing bagi bisnis, jenis-jenis, dan strategi content marketing!
—
Seperti yang kita tahu, perkembangan teknologi merubah banyak hal. Termasuk cara memasarkan brand atau produk. Dulu, pemasaran yang kita kenal adalah pemasaran tradisional. Makanya kita masih sering melihat brosur, iklan di tv, di koran, radio, dan lainnya. Tapi, kalau kita lihat kondisi sekarang, pemasaran punya channel yang lebih beragam. Banyaknya media digital saat ini juga bikin konten atau iklan jadi lebih variatif.
Perkembangan teknologi bikin pemasaran turut berkembang. Sekarang kita sering mendengar istilah content marketing dan digital marketing. Tapi, karena digital marketing sudah pernah di bahas di sini, sekarang kita akan belajar tentang content marketing secara lengkap. Keep scrolling, ya!
Apa itu content marketing?
Content marketing adalah strategi pemasaran yang digunakan untuk menarik, melibatkan, dan mempertahankan audiens dengan membuat dan membagikan konten yang berharga dan relevan.
Konten-konten yang dibuat dan dibagikan ini bertujuan untuk meningkatkan brand awareness dan membuat brand tetap teringat oleh audiens sampai waktunya mereka melakukan pembelian atau tindakan lain yang menguntungkan bisnis.
Selain itu, bikin dan nge-share content marketing yang konsisten bisa membangun dan menjaga hubungan antara brand dengan calon konsumen, konsumen baru, atau konsumen yang sudah lama. Hal ini karena audiens menganggap perusahaan atau brand-mu adalah mitra yang peduli dengan mereka. Kamu sebagai brand mendukung kesuksesan, kesehatan, atau menjawab kekhawatiran mereka dengan konten yang relevan.
Karena itu, kalau kita lihat di sosial media suatu brand isi kontennya nggak cuma jualan aja, kan? Tapi ada banyak konten yang relevan dengan identitas brand dan audiensnya.
Misalnya, blog ini atau sosial media-nya Skill Academy kayak Instagram, Twitter, LinkedIn, dan Tiktok, kontennya nggak cuma menawarkan kelas pelatihan aja. Tapi juga konten yang relevan, contohnya tips interview, skill penting di masa depan, cara mengatur keuangan, fenomena dunia kerja, dan lainnya.
Kenapa content marketing penting?
Berdasarkan data dari profitwell.com, 47% konsumen melihat 4 sampai 5 konten sebelum akhirnya memutuskan melakukan pembelian. Selain itu, berikut adalah beberapa alasan kenapa, sih, content marketing itu penting.
Nah, gimana? Kelihatan, kan pentingnya content marketing dalam kegiatan pemasaran? Nggak heran lagi, kan, kenapa sekarang hampir semua brand baik besar maupun kecil menggunakan strategi ini?
Ikuti kelas: Belajar Content Marketing, Content Writing, dan SEO untuk Menjadi Spesialis Pemasaran
Jenis-jenis content marketing
Konten yang bisa digunakan untuk aktivitas pemasaran itu ada banyak banget. Berikut ini adalah beberapa konten yang paling umum dan paling sering digunakan:
1. Konten sosial media
Berdasarkan data dari We Are Social dan Hootsuite, pada Januari 2021, dari total 274,9 juta penduduk, sebanyak 170 juta menggunakan sosial media. Artinya, sebanyak 61,8% penduduk Indonesia menggunakan sosial media. Wow, lebih dari setengah, lho. Wajar saja kalau sekarang kita sering melihat brand atau bisnis mendistribusikan content marketing di sosial media. Konten yang bisa kamu distribusikan melalui sosial media ada banyak. Konten yang dibagikan bisa dalam bentuk gambar/foto, video, link, infografis, dan live.
2. Infografik
Infografik menampilkan konten, data, dan informasi yang mudah dipahami. Konten ini merupakan gabungan dari gambar dan kata-kata atau pernyataan singkat/pendek. Infografik adalah cara mengkomunikasikan konten secara jelas dan efektif. Karena infografik memudahkan audiens untuk memahami informasi yang kompleks dengan bentuk yang lebih sederhana.
3. Blog
Konten dalam sebuah blog biasanya berupa artikel yang informatif dan edukatif. Kamu bisa melakukan soft selling melalui artikel dalam sebuah blog. Kalau konten di sosial media lebih singkat, di blog biasanya konten dibuat lebih panjang dan detail. Kamu bisa menambahkan call to action (CTA), link produk atau artikel lain, gambar, infografis, video, dan lainnya. Data dari laporan ProfitWell menyebutkan bahwa perusahaan yang mengelola blog mendapatkan 67% leads lebih banyak daripada perusahaan yang nggak punya blog.
4. Podcast
Akhir-akhir ini, podcast lagi ramai. Brand atau bisnis kini merambah ke podcast untuk promosi. Bahkan beberapa kampus di Indonesia juga memanfaatkan podcast untuk menjaring mahasiswa baru.
Podcast adalah konten berbentuk audio yang diunggah di platform tertentu dan bisa didengarkan oleh siapa saja. Pendengar podcast juga berasal dari berbagai usia. Nggak cuma anak muda, usia 40 tahunan juga mendengarkan podcast.
Baca juga: Cara Membuat dan Menghasilkan Uang dari Podcast
5. Video
Konten berbentuk video biasanya lebih disukai karena ada unsur visual dan juga audio di dalamnya. Jadi konsumen bisa memahami informasi yang dibagikan lebih baik. Ini sesuai penelitian yang dilakukan Wyzowl pada Desember 2020 lalu dengan 813 responden. Sebanyak 69% responden mengatakan, mereka lebih suka belajar tentang produk atau brand melalui video.
Video bisa didistribusikan melalui banyak media. Bisa melalui sosial media, media luar ruang, blog, dan lainnya. Bahkan kemarin sempat beredar kabar kalau Instagram ingin berfokus pada konten video.
6. Iklan berbayar
Dengan memasang iklan, kamu bisa mendistribusikan berbagai konten dengan lebih luas. Sekarang memasang iklan jauh lebih mudah dan dapat disesuaikan dengan budget. Kamu bisa memasang iklan di sosial media atau di media lain yang relevan dengan target audiens.
Misalnya, bisnismu jangkauannya masih di daerah Jabodetabek saja, nah iklannya bisa kamu sesuaikan. Jangkauan daerahnya bisa diatur. Kamu juga bisa mengatur gender dan usia. Jadi iklannya lebih segmented dan tepat sasaran.
Strategi content marketing
Sudah tahu kan jenis-jenis konten pemasaran apa aja? Nah, sekarang kita akan belajar strategi content marketing. Yuk, simak!
1. Kenali target market
Mengenal target market dengan baik bisa membantu kamu menyusun strategi pemasaran yang lebih baik pula. Kenali mereka mulai dari usia, gender, daya beli, lokasi, kebutuhan informasi, minat, media yang paling sering digunakan, kapan waktu mengakses media informasi, informasi apa yang mereka butuhkan, kenapa mereka butuh informasi tersebut, dan bagaimana cara mereka mengkonsumsi informasi.
2. Pilih jenis konten
Seperti yang sudah kita pelajari di atas, ada beberapa jenis konten. Nah, kamu bisa memilih untuk menggunakan sebagian atau semuanya. Tergantung pada minat target audiens. Misalnya target audiensmu berusia 20-30 tahun. Kamu bisa menyajikan konten dalam bentuk video, infografik, podcast atau unggahan sosial media.
3. Media yang akan digunakan
Pemilihan media juga berkaitan dengan target market dan jenis konten yang dipilih. Misalnya target audiens berusia 20-30 tahunan dan suka konten berbentuk video. Maka TikTok, YouTube, dan Instagram bisa jadi pilihan yang tepat. Terlebih lagi saat ini fitur Instagram reels sedang ramai digunakan. Bisa kamu manfaatkan juga.
4. Set goals dan KPI yang jelas
Tentukan tujuan yang ingin dicapai dan tolak ukur keberhasilan dengan jelas dan spesifik. Dalam pemasaran, tujuan komunikasinya ada banyak. Bisa meningkatkan brand awareness, penjualan, loyalitas konsumen, meningkatkan engagement, atau menarik calon konsumen baru. Jangan lupa untuk menentukan key performance indicator yang jelas. Kamu juga bisa memasang target berupa angka agar lebih spesifik dan terukur.
Misalnya, goalsnya adalah meningkatkan engagement. KPI-nya dilihat dari like, komentar, share, mention, dan peningkatan followers. Kalau mau lebih spesifik, KPI-nya bisa kamu buat seperti pada bulan Agustus, mengunggah 30 konten, rata-rata like 500, setiap unggahan mendapat komentar, followers naik sebanyak 1000, dan lainnya.
5. Mulai produksi dan distribusi konten
Setelah jelas, kamu bisa mulai memproduksi konten. Dari sini kamu juga bisa menentukan warna, desain, atau format tertentu yang bisa menjadi ciri khas dari brand atau bisnismu.
Proses distribusi harus dilakukan secara konsisten dan terjadwal. Kamu bisa mempelajari perilaku target market seperti jam berapa biasanya mereka mengakses media tertentu. Jadi kamu bisa mengunggah konten pada waktu yang tepat.
6. Analisis dan evaluasi
Setelah semuanya berjalan, lakukan analisis traffic konten. Apakah mengalami kenaikan atau penurunan. Dalam menerapkan strategi gagal dan nggak mencapai target mungkin saja terjadi. Karena itu selalu lakukan evaluasi dari strategi yang pernah dilakukan. Pelajari konten seperti apa yang menarik bagi konsumen, topik apa yang mereka sukai, dan lainnya. Nah, kalau misalnya gagal, analisis juga penyebab gagalnya apa, lalu perbaiki dengan menerapkan strategi baru yang lebih matang dari sebelumnya.
Itu tadi pembahasan tentang content marketing mulai dari pengertian, kenapa penting untuk pemasaran, jenis-jenisnya, sampai strategi content marketing. Kamu bisa belajar lebih lengkap lagi tentang content marketing dengan mengikuti kelas dari Skill Academy. Kini Skill Academy menghadirkan Kelas Sukses Kerja yang bisa bantu kamu mempersiapkan skill terbaik untuk industri kerja dan juga usaha. Siap kerja dan mulai usaha bersama Skill Academy!
Referensi:
Baker, Kristen. 2021. ‘The Ultimate Guide to Content Marketing in 2021’ [daring]. Tautan: https://blog.hubspot.com/marketing/content-marketing (Diakses pada: 25 Agustus 2021)
Campbell, Patrick. 2018. ‘Does Content Marketing Actually Work? The Data Says Yes [daring]. Tautan: https://www.profitwell.com/recur/all/does-content-marketing-pay-off (Diakses pada: 25 Agustus 2021)
Content Marketing Institute. ‘What is Content Marketing?’ [daring]. Tautan: https://contentmarketinginstitute.com/what-is-content-marketing/ (Diakses pada: 25 Agustus 2021)