Apa Itu Reksadana? Pengertian, Keuntungan, Risiko, dan Jenis Reksadana
Banyak orang bilang bahwa reksa dana adalah cara yang tepat bagi pemula untuk berinvestasi. Tapi, ternyata reksa dana ada banyak jenisnya, loh. Lalu, bagaimana cara kerja reksa dana? Temukan jawabannya di artikel ini!
—
Di zaman modern ini, masyarakat Indonesia sudah semakin aware dan paham bagaimana cara untuk mengatur uang atau pendapatan dengan baik. Yap, salah satu caranya adalah melalui investasi.
Pernahkah kamu mendenger nasihat seperti ini? “Kalau punya banyak uang, jangan hanya ditabung di bank. Putarkan uang melalui investasi supaya nggak gampang kena inflasi!” True, kalimat-kalimat tersebut tak jarang terlontar dari mereka yang memang sudah paham mengenai financial planning.
Nah, kabarnya, salah satu cara yang recommended untuk berinvestasi adalah melalui reksa dana. Tapi, sebenarnya apa itu reksa dana? Kalau kamu masih bingung, ayo simak penjelasannya Skill Academy berikut ini!
Apa Itu Reksa Dana?
Reksa dana itu apa, sih? Reksa dana adalah wadah yang dikelola oleh manajer investasi untuk menghimpun dana dari sekelompok investor alias masyarakat pemodal untuk kemudian diinvestasikan ke dalam berbagai instrumen keuangan seperti saham, obligasi, dan pasar uang.
Instrumen keuangan seperti saham, obligasi, dan pasar uang biasa disebut juga sebagai portofolio efek yang dipegang oleh Manajer Investasi. Siapa itu Manajer Investasi? Manajer investasi adalah pihak yang mengelola investasi reksadana yang sudah disepakati dan bertanggungjawab atas kinerja reksa dana.
Dikutip dari idx.co.id, reksadana merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Reksa dana sangat cocok bagi pemula, karena reksa dana tidak harus setor setiap bulan. Selain itu, investor dapat mencairkan reksadana kapan saja, tidak ada batasan jatuh tempo seperti deposito.
Ikuti Kelas: Belajar Analisa Saham untuk Investasi yang Menguntungkan
Jenis jenis Reksa Dana
(Sumber: Unsplash.com)
1. Reksadana pasar uang (Money Market Funds)
Reksadana pasar uang adalah jenis reksadana yang melakukan investasi pada efek bersifat utang dengan jatuh tempo kurang dari 1 tahun. Tujuannya adalah untuk menjaga likuiditas dan pemeliharaan modal.
Pada jenis ini alokasi dananya mencapai 100% yang berupa instrumen pasar uang, seperti deposito, SBI (Sertifikat Bank Indonesia), atau Obligasi.
Jenis ini memiki keunggulan yaitu memliki hasil yang stabil sehingga cocok pada investasi di bawah 1 tahun. Selain itu, tidak ada biaya untuk pembelian ataupun penjulan dan juga memiliki risiko paling kecil.
Jenis reksadana ini paling cocok untuk kamu yang baru memulai investasi dan menjadi investor pemula. Namun, pada jenis ini perlu diperhatikan bahwa tujuan keuangannya adalah jangka pendek, yaitu 1—2 tahun.
2. Reksadana pendapatan tetap (Fixed Income Funds)
Reksadana Pendapatan Tetap adalah jenis reksadana yang melakukan sekurang-kurangnya 80% dari aktivanya dalam bentuk efek bersifat utang.
Pada jenis ini bentuk investasi biasanya berbentuk obligasi atau surat utang. Obligasi tersebut dapat diterbitkan oleh pemerintah maupun perusahaan. Selain itu, bentuk investasi lainya yaitu surat berharga yang mana bersifat invetasi jangka menengah atau jangka panjang.
Reksadana pendapatan tetap biasanya membutuhkan waktu investasi sekitar 1 sampai 3 tahun untuk menghasilkan return (tingkat pengembalian).
Pada jenis rekasadana ini, investor mendapatkan bunga dari penerbit surat utang atau instrumen investasi lainnya. Sehingga dalam upaya mengoptimalkan keuntungan, bunga yang diterima dari instrumen investasi tersebut akan diinvestasikan kembali oleh manajer investasi.
Reksadana ini memiliki risiko yang relatif lebih besar dari reksadana Pasar Uang. Tujuannya adalah untuk menghasilkan tingkat pengembalian yang stabil.
3. Reksadana saham (Equity Funds)
Reksadana Saham adalah jenis reksadana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari aktivanya dalam bentuk efek bersifat ekuitas. Pada jenis ini 80% dari dana investor akan diinvestasikan ke saham dengan sisanya ditempatkan di instrumen pasar uang atau obligasi.
Reksadana saham biasanya diperuntukkan untuk bentuk invsetasi jangka panjang yang memiliki jangka waktu dari 5 hingga 10 tahun.
Bentuk invsetasi yang lebih kepada saham, maka risiko pada reksadana ini tergolong tinggi, tetapi menghasilkan tingkat keuntungan yang tinggi (high risk high return).
4. Reksadana campuran (Discretionary Funds)
Reksadana Campuran adalah jenis reksadana yang menginvestasikan dana investor ke berbagai bentuk investasi (Efek bersifat Ekuitas dan Efek bersifat Utang) atau dalam bentuk instrumen saham, obligasi, dan pasar uang.
Pada jenis reksadana ini, alokasi dana maksimal 79% untuk masing-masing instrumen.
Reksadana campuran juga direkomendasikan dalam bentuk investasi jangka menengah yaitu 3 sampai 5 tahun. Sedangkan untuk risiko, jenis reksadana ini memiliki risiko lebih rendah dari reksadana saham, namun memberikan keuntungan (return) yang lebih tinggi dibandingkan jenis reksadana pendapatan tetap.
Masih bingung bagaimana cara mulai untuk investasi? Simak penjelasan melalui video di bawah ini aja, yuk!
Keuntungan Investasi Reksadana
(Sumber: Pexels.com)
Adapun keuntungan paling utama dari investasi reksadana adalah dapat melakukan investasi dengan modal yang kecil dan risiko yang ditanggung tidak begitu besar. Sedangkan dikutip dari idx.co.id, ada beberapa keuntungan dari investasi reksadana yaitu sebagi berikut.
1. Bisa memiliki saham dengan jumlah dana yang kecil
Investasi reksadana memiliki berbagai peluang keuntungan seperti, pemodal yang tidak memiliki dana yang cukup besar dapat melakukan diversifikasi investasi dalam Efek.
Sebagai contoh, seorang pemodal dengan dana terbatas dapat memiliki portfolio obligasi yang mana ebagai syarat untuk memiliki portoflio obligasi adalah memiliki dana yang besar.
Namun, dengan reksadana maka akan terkumpul dana dalam jumlah yang besar sehingga akan memudahkan diversifikasi baik untuk instrumen di pasar modal maupun pasar uang, artinya investasi dilakukan pada berbagai jenis instrumen seperti deposito, saham, obligasi.
2. Tidak memerlukan pengetahuan yang dalam
Melalui reksadana, pada pemodal dimudahkan untuk dapat malakukan investasi di pasar modal. Selain itu, melalui manajer investasi juga membantu menentukan saham-saham yang memliki nilai baik untuk dibeli. Hal ini dilakukan karena tidak semua pemodal memiliki pengetahuan dan keahlian yang cukup untuk masuk ke pasar modal.
3. Efisiensi waktu
Berinvestasi dengan reksadana tentu saja dapat menghemat waktu kamu. Selain lebih efisien, dana investasi kamu dikelola oleh manajer investasi profesional. Kamu tidak perlu menyisihkan waktu untuk memantau perkembangan investasi-mu.
Risiko Investasi Reksadana
Apakah investasi di reksa dana bisa rugi? Ya, investasi di reksadana memiliki potensi untuk mengalami kerugian. Seperti halnya investasi yang lain, nilai investasi di reksadana dapat naik dan turun seiring dengan pergerakan pasar dan kinerja investasi yang dilakukan oleh manajer investasi reksadana tersebut.
Namun, kerugian investasi di reksadana dapat diantisipasi dengan melakukan diversifikasi investasi, yaitu dengan membagi investasi ke dalam beberapa instrumen atau produk investasi lainnya. Diversifikasi investasi dapat membantu mengurangi risiko kerugian yang mungkin terjadi di satu produk investasi saja.
Maka dari itu, mari kenali berbagai risiko investasi reksadana:
1. Risiko Berkurangnya Nilai Unit Penyertaan
Risiko ini dipengaruhi oleh turunnya harga dari Efek (saham, obligasi, dan surat berharga lainnya) yang masuk dalam portfolio Reksadana tersebut.
2. Risiko Likuiditas
Manajer Investasi akan kesulitan ketika para pemegang unit yang mayoritas, melakukan penjualan kembali (redemption) unit-unit yang mereka pegang. Adapun kesulitan tersebut karena Manajer Investasi harus menyediakan uang tunai atas redemption tersebut.
3. Risiko Wanprestasi
Dikutip dari mandiri-investasi.co.id, risiko wanprestasi atau risikio cidera janji adalah risiko yang timbul karena para pihak yang terlibat dalam suatu transaksi reksadana tidak dapat memenuhi kewajiban yang disebutkan di dalam kontrak kepada pihak lain yang terkait, sehingga berpotensi menyebabkan hilangnya nilai investasi.
Adapun pihak yang dapat terlibat pada risiko ini adalah reksadana, pialang, bank kustodian, agen pembayaran, atau bencana alam. Selain itu, risiko ini juga dapat menyebabkan penurunan NAB (Nilai Aktiva Bersih) reksadana.
Langkah-langkah Investasi di Reksa Dana
Investasi di reksadana adalah salah satu cara untuk berinvestasi dalam instrumen keuangan. Jika kamu masih bingung untuk memulainya, berikut adalah langkah-langkah investasi di reksadana:
1. Tentukan tujuan investasi dan profil risiko
Sebelum memilih reksadana, tentukan terlebih dahulu apa tujuan investasi-mu. Apakah untuk tujuan jangka pendek atau jangka panjang? Kemudian, identifikasi profil risiko-mu, apakah Anda konservatif, moderat, atau agresif.
Kabar baiknya, saat ini sudah banyak aplikasi yang memudahkan pengguna khususnya beginner untuk memulai investasi di Reksa Dana, salah satunya adalah Bibit.
2. Pilih jenis reksadana yang sesuai dengan tujuan dan profil risiko
Setelah menentukan tujuan dan profil risiko, pilih jenis reksadana yang sesuai dengan kriteria tersebut. Ada beberapa jenis reksadana, antara lain reksadana pasar uang, reksadana obligasi, reksadana saham, dan reksadana campuran seperti yang sudah kita bahas sebelumnya.
3. Cari informasi mengenai reksadana yang akan dibeli
Jangan impulsif untuk langsung membelinya! Coba cari terlebih dahulu informasi mengenai produk yang menarik minatmu, mulai dari profil manajer investasi, kinerja reksadana, besarnya biaya-biaya yang dibebankan, dan lain sebagainya.
Selain itu, kamu juga bisa bertanya atau berkonsultasi pada teman yang mungkin sudah lebih dulu terjun di dunia reksa dana.
4. Lakukan monitoring terhadap performa reksadana
Jika sudah melakukan investasi di reksa dana, kamu harus rajin untuk monitoring performa reksadana secara berkala. Jika terdapat perubahan kondisi pasar atau kondisi perusahaan yang mendasari reksa dana, lakukan evaluasi dan pertimbangan apakah akan terus menahan atau menjual reksadana tersebut.
Bagaimana, guys? Apakah kamu sudah memiliki gambaran mengenai reksa dana dan tertarik untuk mulai berinvestasi?
Kalau masih belum yakin, kamu juga bisa belajar untuk dasar-dasar investasi reksadana di Skill Academy. Minimalisir risiko rugi dengan cara belajar investasi bersama para ahli di Skill Academy! Pilih kelasnya sekarang, ambil untung kemudian!
Artikel ini telah diperbarui oleh Intan Aulia Husnunnisa pada tanggal 3 Maret 2023.