Mengenal Front End dan Back End Developer: Definisi, Tugas, Skill yang Dibutuhkan, Hingga Perbedaannya
Artikel ini membahas mengenai perbedaan antara front-end dan back-end developer.
—
Beberapa tahun terakhir, pekerjaan sebagai front end dan back end developer cukup banyak diminati. Hal ini tidak terlepas dari berkembangnya industri teknologi dan digital, yang mana salah satunya terkait dengan web developer. Bagi kamu yang berminat dengan pengembangan aplikasi atau situs web, mungkin pekerjaan ini cocok denganmu. Namun, tak jarang beberapa orang masih bingung mengenai perbedaan dua pekerjaan ini. Jadi apa itu front end atau back end? Dan apa saja perbedaannya? Berikut adalah penjelasan mengenai perbedaan antara front end dan back end developer.
Apa itu front end developer?
Sederhanya front end developer adalah pekerjaan dalam bentuk pemrograman yang mengelola dan mengembangkan tampilan sebuah aplikasi atau website. Adapun hal yang biasa dilakukan oleh front end developer yaitu mengkombinasikan teknik desain, teknologi, dan pemrograman untuk menghasilkan tampilan situs web yang menarik, interaktif, serta menangani debugging (masalah) yang terjadi.
Dikutip dari bootcamp.berkeley.edu, front end memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa pengunjung dapat dengan mudah mengakses dan menggunakan sebuah aplikasi atau situs web. Contohnya, setiap kali kamu mengunjungi situs web, apa pun yang kamu lihat, klik, atau gunakan adalah pekerjaan front end. Mulai dari desain/tata letak, konten, tombol, gambar, navigasi, dan tautan internal.
Dalam aktivitasnya, front end developer akan sering bekerja menggunakan HTML, CSS, dan JavaScript untuk mengembangkan situs web atau aplikasi web. Sehingga pengguna dapat melihat dan berinteraksi dengan produk tersebut secara langsung.
Di samping itu, umumnya front end tidak bekerja sendirian. Mereka juga berkolaborasi dengan berbagai tim, mulai dari back end, UI/UX, hingga dengan marketing. Misalnya, ketika mengerjakan tampilan sebuah website. Front end akan bekerja sama dengan UI/UX terkait desain website yang diinginkan.
Tim UI/UX akan mendesain tampilan dari website dan kemudian mereka akan memberikan desain tersebut ke front end. Selanjutnya tim front end akan mengubah gambar desain dari UI/UX ke kode yang akan menghasilkan elemen visual pada tampilan website. Singkatnya, seorang front end developer mengaktifkan desain dan tombol-tombol pada sebuah web/aplikasi yang telah dirancang oleh UI/UX.
Tugas dan tanggung jawab front end developer
- Memastikan kelayakan teknis desain dari UI/UX
- Mengoptimalkan kecepatan dari website/aplikasi
- Menerapkan elemen visual situs web atau aplikasi
- Menggunakan desain responsif dalam pembuatan antarmuka pengguna situs web atau aplikasi
- Menguji situs web atau aplikasi untuk kegunaan
- Memecahkan masalah kode apa pun yang tidak berfungsi
- Meningkatkan arsitektur visual situs web atau aplikasi
- Memastikan bahwa semua kelayakan dari tampilan website sebelum mengirimkannya ke tim back end
- Berkolaborasi tim lainnya
Ikuti kelas: Pemrograman Bahasa C dan Net Core
Skill yang harus dimiliki front end developer
1. Menguasai bahasa pemrograman HTML dan CSS
HTML dan CSS merupakan skill utama yang harus dikuasai untuk menjadi seorang front end developer. Hal ini karena CSS (Cascading Style Sheets) dan HTML (HyperText Markup Language) merupakan landasan dari pengembangan web. HTML digunakan untuk membuat rangkaian utama dari sebuah website. Sedangkan CSS digunakan dalam mengatur tampilan dari website tersebut, seperti, tata letak, warna, font, dan gaya halaman.
2. JavaScript
Jika CSS dan HTML digunakan untuk membuat dasar dari sebuah website, maka JavaScript diperlukan untuk membuat situs web menjadi interaktif. Dikutip dari hackreactor.com, Javascript juga biasanya digunakan dalam membuat aplikasi web dan seluler, membangun server web sederhana, serta mengembangkan game. Selain itu, untuk kemampuan yang lebih lanjut, seorang front end juga harus memiliki kemampuan TypeScript. TypeScript adalah superset JavaScript yang merupakan kompilasi dari JavaScript biasa.
3. Frameworks and Libraries
Menggunakan bahasa pemrograman bukanlah hal mudah, terkadang kamu membutuhkan berbagai hal yang dapat menunjang pekerjaanmu, salah satunya yaitu framework. Dengan menggunakan framework, kamu dapat meringkas rangkaian kode yang panjang menjadi lebih ringkas. Ada beberapa jenis framework seperti Angular dan Vue JS.
Sedangkan libraries merupakan kumpulan kode yang telah ditulis sebelumnya yang dapat digunakan pengguna lain untuk mengoptimalkan tugas. Salah satu jenis libraries yang sering digunakan yaitu jQuery. jQuery adalah kumpulan plugin dan ekstensi yang membuat penggunaan JavaScript di situs web yang telah dibuat menjadi lebih cepat dan lebih mudah.
4. CSS preprocessors
Ketika ruang lingkup dan pengkodingan pada sebuah website semakin besar, maka penggunaan CSS akan bertambah sulit. Tak jarang seorang front end developer terjebak pada kondisi menulis kode berulang atau mengutak-atik struktur file yang salah. Sehingga dapat membuang waktu yang cukup banyak. Adapun solusi dari hal tersebut yaitu penggunaan preprocessor CSS. Dilansir dari interviewbit.com, penggunaan preprocessor CSS adalah metode lain untuk mempermudah pemrograman CSS. SASS, LESS, dan Stylus adalah preprocessor CSS yang memungkinkan pengembang membuat kode dalam bahasa praprosesor. Dengan begitu, seorang front end developer bisa menyelesaikan segala sesuatu yang akan jauh lebih sulit dicapai dengan CSS. Preprocessor CSS nantinya akan membantu untuk memverifikasi kode yang telah diatur di situs web berfungsi atau tidak.
5. Responsive design
Seperti yang kamu ketahui, kini semakin banyak penggunaan berbagai perangkat seperti smartphone dan tablet dalam mengakses internet. Hal ini juga mempengaruhi keahlian yang harus dimiliki seorang yang bekerja sebagai front end. Responsive design adalah pendekatan tampilan grafis yang digunakan untuk membuat konten yang sesuai dengan berbagai ukuran layar. Saat membuat situs web, front end harus dapat memastikan tampilan halaman dapat beradaptasi dengan perangkat yang digunakan oleh pengunjung. Biasanya untuk membuat tampilan dengan responsive design, front end dapat menggunakan kerangka kerja CSS seperti Bootstrap.
6. Testing dan debugging
Seorang front end developer harus memiliki kapasitas untuk menguji kelayakan sebuah situs web dan bebas dari bug. Dalam melakukan hal tersebut, ada berbagai pendekatan untuk melakukan testing. Salah satunya yaitu, pengujian fungsional untuk memeriksa bagian tertentu dari sebuah situs web dan memvalidasi bahwa kinerjanya sesuai dengan pengkodingan yang telah dilakukan.
7. Version control
Version control adalah proses merekam dan mengontrol perubahan pada kode sumber sehingga jika terjadi kesalahan, kamu tidak perlu memulai dari awal lagi. Dalam melakukan version control kamu dapat menggunakan Git. Git adalah salah satu sistem kontrol versi yang paling banyak digunakan. Sehingga jika ingin bekerja dalam pengembangan web, kamu harus mempelajari cara menggunakan Git.
Apa itu back end developer?
Jika front end lebih banyak berurusan dengan tampilan situs web dan berorientasi dengan kenyamanan pengunjung, maka back end developer lebih banyak bekerja dengan hal-hal yang terkait server dari sebuah aplikasi atau situs web. Dikutip dari indeed.com, back end developer adalah pekerjaan yang bertugas mengembankan, menyimpan data, dan komunikasi antara database situs web atau aplikasi. Tiga komponen utama dari pekerjaan back end developer yaitu server, aplikasi, dan database. Sehingga back end developer juga memiliki peran penting dalam kinerja situs web atau aplikasi.
Pada praktiknya, front end developer menggunakan berbagai jenis alat, bahasa pemrograman, dan kerangka kerja untuk menyelesaikan pekerjaannya. Untuk melakukan hal tersebut, mereka menggunakan berbagai jenis program mulai dari Java, .NET, PHP, Ruby, NodeJS, dan Python.
Selain itu, back end juga bekerja sama dengan tim lainnya, khususnya tim front end. Hal ini karena Mereka akan saling mengirim dan menerima informasi dalam proses mengembangkan sebuah situs web.
Dikutip dari indeed, salah satu contoh hasil kerja back end developer yaitu ketika kamu membeli kemeja secara online. Back end developer akan bertanggung jawab untuk menyimpan informasi kartu kredit, ukuran kemeja yang kamu pesan, dan informasi lain terkait pembelian yang kamu lakukan. Singkatnya, kamu berinteraksi dengan front end untuk melakukan pembelian dan back end menyimpan semua informasi kamu di database server.
Tugas dan tanggung jawab back end developer
- Mengelola dan mengembangkan sumber daya API (Application Programming Interface) yang berfungsi di seluruh perangkat
- Membuat sistem pemrosesan pembayaran yang menyimpan data yang diperlukan dengan aman
- Selalu perbarui aplikasi web, aman, dan cepat
- Memantau status server
- Menerapkan algoritma dan memecahkan masalah yang terkait dengan sistem server atau data base
- Mengembangkan CMS (Content Management System);
- Mendukung pengembangan frontend dengan komunikasi yang jelas dan dokumentasi yang baik
- Menyimpan dan mengelola data secara efektif
Baca juga: Ingin Menjadi Programmer? Ini Dia 10 Bahasa Pemrograman Paling Banyak Dicari!
Skill yang harus dimiliki back end developer
1. Memahami bahasa pemrograman back end
Jika front end menggunakan HTML dan CSS, maka back end lebih sering menggunakan bahasa pemrograman seperti, Java, Python, PHP. Java merupakan bahasa pemrograman yang banyak digunakan dalam mengembangkan back end untuk aplikasi dan situs web. Sedangkan untuk melakukan pengkodingan terkait server, back end developer biasanya menggunakan Python dan PHP.
2. Memiliki pengetahuan mengenai frameworks
Seorang back end developer harus membiasakan diri dengan frameworks dalam merancang sebuah website. Frameworks web dapat memberikan landasan dasar bagi backend developer agar dapat membangun program tertentu menggunakan bahasa pemrograman pilihan mereka. Jika bahasa pilihanmu adalah Java, kamu dapat menggunakan Spring atau Micronaut. Jika bahasa pilihanmu adalah Python, kamu dapat menggunakan Django atau Flask sebagai kerangka kerja.
3. Memiliki pengetahuan tentang API
Dikutip dari bloomtech.com, API telah menjadi aspek yang semakin penting dalam pengembangan back end. Application Programming Interface atau API adalah seperangkat aturan dan definisi yang memungkinkan klien, perangkat lunak, atau layanan yang berbeda untuk berhubungan satu sama lain melalui internet. Seorang back end developer harus memiliki pengetahuan yang luas tentang API. Hal ini karena mereka adalah media yang memungkinkan transfer data. API umumnya bertindak sebagai mediator antara backend dan database yang memungkinkan developer mengambil data pengguna.
4. Struktur data dan algoritma
Back end developer akan selalu berhubungan dengan data. Agar dapat mengelola data, seorang back end developer harus memiliki pemahaman dasar tentang proses, struktur, dan algoritma yang digunakan untuk mengimplementasikan dan menampilkan data tersebut. Beberapa di antaranya termasuk pencarian linier dan biner, implementasi kode hash, penyortiran data, tumpukan, antrian, dan daftar.
5. Databases and cache
Setiap situs web membutuhkan database untuk menangani data pengunjung. Database tersebut nantinya akan memudahkan back end developer untuk untuk memulihkan, mengatur, mengubah, dan menyimpan informasi. Dikutip dari interviewbit.com, ada dua jenis database yang tersedia di pasar yaitu SQL, dan NoSQL. Data base SQL adalah data base yang mana data dipetakan dalam tabel dan masing-masing terkait satu sama lain secara signifikan. Sedangkan data NoSQL adalah database yang tidak membutuhkan skema dan tidak terkait antara setiap tabel. Namun, semua alat ini digunakan untuk menangani data dalam jumlah besar, dan mereka juga menggunakan cache untuk data kecil pengguna individu.
6. Mengenal berbagai jenis server
Sebagai seorang back end developer, penting bagi kamu memiliki pemahaman yang dalam mengenai server. Server adalah bagian komputer atau sistem yang menyediakan data, sumber daya, dan layanan (penyimpanan file, keamanan, dan basis data) ke komputer atau pengunjung website melalui jaringan. Beberapa server yang paling populer adalah Apache, NGINX, dan Microsoft.
Nah, sekarang kamu pasti sudah tidak bingung lagi kan, mengenai apa itu front end dan back end. Semoga kamu dapat menentukan salah satunya untuk menjadi pekerjaan yang diidamkan. Selain itu, bagi kamu yang ingin mengembangkan kemampuan di bidang teknologi seperti web developer, langsung saja menuju Skill Academy. Karena di Skill Academy tersedia berbagai kelas pelatihan dengan materi yang mendalam. Jadi tunggu apa lagi, yuk upgrade skill-mu.
Referensi
Berga, Mariana. (2021). BACKEND DEVELOPER: THE ONE ‘BEHIND THE SCENES’. https://www.imaginarycloud.com/blog/backend-developer/ [Daring] (Diakses 29 November 2021)
Bootcamp.berkeley.edu. (2020). What Does a Front End Web Developer Do?. https://bootcamp.berkeley.edu/resources/coding/learn-web-development/what-does-a-front-end-web-developer-do/ [Daring] (Diakses 29 November 2021)
Feguson, Nicole. (2021). What’s the Difference Between Frontend and Backend Web Development?. https://careerfoundry.com/en/blog/web-development/whats-the-difference-between-frontend-and-backend/#what-is-frontend-development [Daring] (Diakses 29 November 2021)
Herrity, Kyle. (2021). Front End vs. Back End: Definitions and Differences. https://www.indeed.com/career-advice/career-development/front-end-vs-back-end [Daring] (Diakses 29 November 2021)
Interviewbit.com. (2021). Backend Developer Skills You Must Have. https://www.interviewbit.com/blog/backend-developer-skills/ [Daring] (Diakses30 November 2021)
Interviewbit.com. (2021). Front End Developer Skills You Must Have. https://www.interviewbit.com/blog/front-end-developer-skills/ [Daring] (Diakses30 November 2021)
Rees, Arianna. (2021). 10 Skills You Need to Get Hired as a Backend Developer. https://www.bloomtech.com/article/the-top-10-skills-you-need-to-get-hired-as-a-backend-developer [Daring] (Diakses30 November 2021)
Toptal.com. (2021). Front-End Web Developer Job Description Template. https://www.toptal.com/front-end/job-description